Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman di Penjara Glodok

18 April 2021   21:00 Diperbarui: 18 April 2021   21:06 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di sel Komando Sektor itu aku diplonco oleh para tahanan lama. Mereka memukul secara mengeroyok, ingin sih melawan, tapi kupikir gak guna. Ke esokkannya, mereka sudah bersikap seperti sahabat biasa. Mungkin mereka juga takut seandainya aku mengancam karena tradisi ploncoan kemarin. 

Demikian ungkapnya mengiring kisah pertamanya. 

Dan untuk tak bertele-tele, saya mewakili sobat itu untuk bertutur sesuai dengan apa yang keluar dari bibirnya. 

Setelah kurang lebih 20 hari, dia dioper ke Penjara Glodok. Di penjara itu pula pernah mendekam seorang pendekar bernama Ji'ih pengikut si Pitung legenda Betawi. 

Gerbang penjara Glodok cukup lebar, setelah sobat itu masuk. Ternyata ada selapis lagi gerbang yang sama besar didalamnya. Sehingga menyekat ruang diantara dua gerbang itu menjadi satu ruang proses administrasi narapidana baru. 

Di gerbang lapis kedua itu, ada jendela-jendela kecil berjeruji. Dimana orang yang berada didalam lokasi penjara bisa mengintip situasi kedalam ruangan. Rupanya, itu adalah juga ruang tunggal yang digunakan keluar masuk seluruh keperluan di LP itu. 

...Wajah-wajahnya seperti tak berdaging dan sebagian lainnya berambut tak beraturan.  Sepotong kecil muka mereka memenuhi jendela-jendela kecil berterali itu. Mereka melepas pandang kearahku dengan sorot mata yang tidak dapat kubayangkan, membuat jantungku berdetak kencang... Q

Ujarnya menceritakan suasana saat itu. 

Melewati pintu gerbang lapis kedua, dia diantar ketempat selanjutnya, yaitu kamar yang akan dihuni nya selama masa hukuman. 

Cuma belasan meter dari gerbang lapis kedua., langkahnya menapaki celah cukup lebar yang diapit dua tepi dinding tembok tinggi. Dihari belakang dia baru tahu bahwa bangunan dibalik tembok itu itu disebut sel depan. Dan satu deretan dengan ruang pintu gerbang ganda itu, dimana tak jauh dari sel depan itu terletak dapur penjara. 

Melangkah keluar celah itu, dia lewat disebidang tanah yang dikiri-kanannya berdiri bangunan. Bangunan sebelah kanan adalah deretan sel dobeldir atau sel berpintu teralis ganda, sel itu terdiri dari dua ruangan. Ruang depan kosong dengan pintu teralis terkunci, dan si napi ditempatkan diruang terdalam juga dengan teralis terkunci. Sepertinya sel model itu untuk menghukum napi yang bandel atau kerap bikin ulah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun