Mohon tunggu...
eddy ba'asyir
eddy ba'asyir Mohon Tunggu... -

married

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi : "masa saya harus di solo terus"

18 September 2012   11:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam kompasianer ,

Saya salah satu org yg begitu terpesona dgn thd seorang jokowi . Boleh dibilang selama ini dia begitu sempurna , sosok seorang "malaikat" . Tp pada saat tgl 16/9 sesi tanya jawab  JAKARTA MEMILIH FINAL ROUND di metro tv, membuka mata saya, barulah saya menyadari , jokowi tidak sesempurna itu , jokowi hanyalah manusia biasa yg bisa khilaf. Malam itu saya menyaksikan sisi gelap seorang jokowi .

Saat foke menanyakan masalah roso, foke sdh menempatkan jokowi dlm sebuah dilema . Seolah dia dipaksa untuk memilih antara solo atau jakarta . Jokowi pernah diserang dari berbagai sudut , dari ibunya sampai kemuslimannya pernah dipertanyakan . Selama itu pula seorang jokowi tdk tergoyahkan . Knp justru di saat penentuan  dia terguncang ? Apakah pertanyaan foke lbh besar dari isu2 yg menyerangnya selama ini, saya rasa tidak .

Saya mencoba utk seobyektif mungkin menelaah apa yg terjadi . Boleh dibilang sesi tanya jawab malam itu , secara garis besar foke yg sdh menggiring  jokowi dan basuki. Sedangkan nara hanya berdiam di titik nadir . Pertanyaan foke kpd jokowi , tersirat bbrp maksud :

Pertama: foke ibarat seorang salesman yg berkata " jika saya tdk bisa membuat org menyukai produk saya, maka saya akan buat org berpikir produk lain lbh buruk, sehingga pilihan akhirnya jatuh ke saya " .  Mungkin ini tdk berpengaruh besar utk fans berat , tapi untuk org netral ini bisa menjadi penentu. Foke sangat memahami bahwa lbh mdh membuat org berpikir negatif drpd positif .

Kedua : foke ingin blg bahwa jokowi hanyalah seseorg penggombal dan hanya pencitraan

Ketiga : foke memaksa jokowi  untuk memilih, solo atau jakarta

Sekarang dari sisi jokowi .

Seperti yg foke blg ini masalah "roso", klo memang masalah roso knp dibawa-bawa ke pemerintahan, apa hak foke nanya roso jokowi (pacar bukan ,kenal juga terpaksa) . Memang sebetulnya  pertanyaan foke tidak nyambung , jd seolah jokowi sdg berkunjung ke psikiater . Sehrsnya pertanyaan ini bisa diblok oleh moderator .  Jokowi jg pny hak untuk tdk menjawab , laen halnya klo kinerja yg dipertanyakan .  Jokowi akhirnya terpaksa menjawab  .

Pertama jokowi berkelit dgn alasan aturan memperbolehkan,tp akhirnya jokowi pun blunder dan menjawab " masa saya harus di solo terus seumur hidup , karir kan harus meningkat" .  Saya sangat terkejut, rakyat solo pun mungkin terkejut.  Jd semuanya hanya untuk peningkatan karir . AMBISI .

Setelah foke menyerangnya , terlihat jokowi pun mulai berubah . Bukan lagi jokowi yg kita kenal selama ini . Jokowi bertranformasi seperti menjadi foke . Pertanyaan jokowi "siapa yg beretorika".

Saya pun mulai menyadari ternyata jokowi hanyalah sosok manusia biasa .

Lanjut ke sesi tanya jawab cawagub .

Pertanyaan nara ke ahok , setipe dgn pertanyaan foke ke jokowi.

Dalam sesi ini saya terkejut pada 2 pernyataan Ahok . Pertama "masalahnya di jakarta ga ada yg becus pemainnya" (dia cuma warga negara keturunan ) . Sangat berani untuk seorang ahok . Apakah ini untuk mengalihkan blunder jokowi ? Apakah ahok sdh terpengaruh gaya foke juga ? Atau saat jokowi blunder , ahok jd nekat dan nothing to lose ?

Kedua" bisnis triliunan dikelola dgn manajemen warteg " . Saya pikir ini hanya akan berkonotasi negatif , jika kita hanya memperhatikan kata WARTEG , tanpa menurutsertakan kata MANAJEMEN . Jika ahok mengatakan "koridor busway kok seperti warteg" , inilah yg bisa disebut melecehkan.

Sesi terakhir , saat diminta utk saling memuji . Skali lg saya terkejut , jokowi lg2 mengikuti gaya foke, bukan mengeluarkan pernyataan positif , tp malah balas menyindir .

Selesai menonton , penilaian saya terhadap jokowi jd berubah .

Ternyata Jokowi hanyalah manusia biasa, yg bisa marah juga , yg punya keinginan utk meningkatkan karirnya , bisa membalas juga klau terlalu disakiti . Tapi kalau rakyat solo saja ikhlas bahkan mendukung kariernya , knp kita org jakarta harus kesal ?

Bukankah ambisi jokowi juga disertai profesionalisme, krn ambisinya, solo bisa ikut maju bersama dirinya . Krn ambisinya nama solo semakin harum, seorang solo sdh berhasil menang di putaran pertama pilkada dki.

Jadi apa salahnya jokowi ingin meningkatkan karier , andaikata dia memang punya kapabilitas , andaikata jakarta bisa maju bersamanya , andaikata dia bisa tetap konsisten (seperti 7 tahun yg dia lakukan di solo) , knp tidak ?? Kalau bisa jadi jendral , knp harus jd kopral ? Bayangkan jika sudirman tdk punya ambisi dan keberanian, mungkin dia tdk akan jd jendral besar sudirman , dia hanya akan jadi sudirman , jika begitu ,apa yg negara ini dapatkan ??

Masalah jokowi bisa membalas , dipikir2 baguslah . Jika jokowi bisa menentang ketidakadilan pada dirinya , ada kemungkinan dia bisa membalas ketidakadilan pada rakyatnya . Saya tidak perduli jika jokowi ingin meningkatkan karir , asal dia turut membawa kita semua bersama dalam peningkatan karirnya . Andai satu waktu karena ambisinya ,jokowi maju sbg RI 1 , knp tidak ??? Asal dia turut meningkatkan kehidupan negara ini berbanding lurus dgn karirnya , knp ? Masalah buat kita ??

Semoga semua mahluk berbahagia .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun