Pada perlombaan tersebut ada sekitar 5 juri atau pengawas yang melakukan penilaian, siapa yang berhasil menembus pertahanan lawan akan mendapatkan nilai dan apabila tertangkap maka dilakukan rotasi tim yang bertahan dan menyerang untuk mendapatkan nilai. Tim yang bertahan berusaha agar lawan tidak mendapatkan nilai dengan cara menjaga setiap jengkal kotak-kotak yang disediakan sedangkan tim yang menyerang berusaha keluar dari kotak-kotak untuk mendapatkan nilai. Â
Butuh kekompakan dan strategi dalam permainan ini dikarenakan dalam menyerang dibutuhkan kesigapan untuk menghindari penjagaan dari lawan dan dalam bertahan butuh strategi dan ketangkasan dalam menangkap pemain lawan.
Semua permainan tradisional tersebut memang tidak semuanya ditampilkan dalam peringatan hari jadi kota Sungailiat namun, inti dari perlombaan tersebut adalah melestarikan permainan tradisional agar tidak lekang oleh waktu dan perkembangan teknologi sehingga anak cucu nantinya tetap mengetahui dan merasakan manfaat permainan tradisional yang sangat berguna dan bermanfaat karena selain bermain juga melakukan olahraga serta kerjasama dan ajang silahturahmi.
Seperti yang disampaikan ketua Lembaga Adat Kabupaten Bangka, H. Sarnubi, yang dilansir Bangkapos.com bahwa di Bangka ini memang sudah jarang anak-anak mau bermain permainan tradisional karena tergerus oleh perkembangan teknologi.
Berikut beberapa daftar permainan tradisional yang ada di Bangka yakni Gasing, Sembilun, Cengkulun, Sembunyik Gong, Cak Lingking, Tak tek, Tago, Pangkak Igik Karet, Biji Saga, Por Por, Bedil, telok gajah, layang-layang. (Eddo Richardo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H