Selama dua hari belakangan ini, Selasa (24/4/2018) dan Rabu (25/4/2018) lapangan upacara Kantor Bupati Bangka di Jalan Ahmad Yani Jalur Dua, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Babel tampak ramai dijejali para pegawai yang mengikuti Lomba Permainan Tradisional dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Sungailiat ke-252 Tahun.
Pada setiap tahunnya, panitia Hari Jadi Kota Sungailiat memang menyelenggarakan perlombaan permainan tradisional seperti lomba Bakiak, enggrang, balap karung, tarik tambang, dan Sembilun. Kemeriahan, gelak tawa, semangat, dan antusiasme terlihat di rona wajah para pegawai Pemda Bangka dalam mengikuti perlombaan tersebut karena para juara akan diberikan hadiah berupa uang dan piala serta meningkatkan gengsi nama OPD yang dibawa para peserta.
Kota Sungailiat merupakan ibukota dari Kabupaten Bangka yang merupakan Kabupaten tertua di Provinsi Bangka Belitung. Pada awalnya memang Pulau Bangka yang masih menginduk ke Provinsi Sumatera Selatan hanya mempunyai dua kabupaten yakni Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung, kemudian pada tahun 20oo, tepatnya bulan Nopember, Provinsi Babel resmi terbentuk dengan munculnya Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.
Kembali ke perlombaan tradisonal tersebut memang diagendakan Pemda Bangka sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan permainan tradisional sekaligus ajang olahraga bagi para pegawai serta saling bersilahturahmi.
Berikut dijelaskan berbagai lomba tradisional yang dilombakan pada hari Jadi Kota Sungailiat :
- Lomba Balap Bakiak
Lomba Balap Bakiak merupakan olahraga tradisional yang mengutamakan kekompakan dan kerjamasa tim dimana setiap tim yang berjumlah 4 orang harus bekerjasama menggunakan sandal bakiak yang terbuat dari kayu panjang dengan ukuran kurang lebih 1 meter yang mana kaki pemain dimasukkan ke dalam karet ban bekas sebagai pijakan untuk melajukan bakiak tersebut.
Fokus dan kerjasama tim diutamakan dalam lomba balap bakiak ini dengan tingkat kesulitan cukup tinggi karena menuntut peserta kelompok dapat berjalan beriringan secara kompak. Kerjasama dan kekompakan kelompok benar-benar dituntut dalam lomba balap bakiak. Pada perlombaan yang diselenggarakan dalam ranga HUT Kota Sungailiat ke 252 tahun, pada awalnya para peserta tampak terlebih dahulu mencoba bakiak yang akan digunakan dan dengan pasti terlihat berhasil namun setelah dipraktekkan timbullah gelak tawa karena banyak kelompok yang tidak kompak saat berjalan yang menyebabkan timnya jatuh terguling.
Kaki kanan dan kaki kiri harus bergerak bersamaan dan konstan hingga mencapai garis finish. Maka, balap bakiak punya tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan balap individual lainnya.
Balap bakiak sangat cocok untuk mempererat persahabatan dan kekeluargaan. Bapak bakiak juga punya makna filosofis yang sangat tinggi agar dalam kehidupan bisa bekerjasama dengan baik.
- Lomba Enggrang
Dalam perlombaan balap Enggrang ini, para peserta dituntut ketangkasannya dalam menaiki enggrang yang dibuat setinggi kurang lebih dua meter yang dinaiki peserta hingga garis finish. Siapa yang berhasil menyentuh garis finish terlebih dahulu, dirinyalah yang menjadi pemenang.
Dalam Balap Enggrang tersebut, para peserta pria dan wanita dituntut menguasai keseimbangan tubuh saat menaiki egrang. Menariknya karena tidak semua peserta pasti menguasai egrang.
Cara bermainnya adalah dengan menentukan garis start dan garis finish kemudian adu cepat menggunakan enggrang. Terlihat, para peserta ada yang terjatuh dari enggrangnya dan diperbolehkan satu kali menaiki enggrangnya lagi namun adapila sudah jatuh dua kali peserta tersebut dinyatakan gagal dan didiskualifikasi.
- Lomba Balap Karung
Balap karung adalah lomba ketangkasan adu cepat menggunakan karung. Dalam Lomba balak karung di HUT Kota Sungailiat para peserta diwajibkan memasukkan setengah badanya mulai dari kaki hingga batas pinggang ke dalam karung goni dan berlari atau berjalan cepat hingga garis finish dengan jarak sekitar 10 meter.
Setelah aba-aba diberikan, peserta boleh berlari, lompat, atau berjalan cepat menggunakan karung hingga mencapai garis finish. Peserta paling cepat menyentuh garis finish adalah pemenangnya. Keceriaan dan gelak tawa membuncah pada perlombaan tersebut karena banyak peserta yang terguling karena kehilangan keseimbangan ataupun terjegal oleh karungnya sendiri.
- Lomba Tarik Tambang
Tarik tambang adalah salah satu permainan tradisional yang juga ditampilkan pada peringatan Hari Jadi Kota Sungailiat. Lomba tarik tambang adalah lomba berkelompok yang diikuti oleh dua kelompok yang berbeda dengan jumlah setiap kelompok 6 orang dengan cara bermain bagian tengah tali ditandai dengan menggunakan tali rapia. Kemudian kedua kelompok memegang tali di kedua ujung yang berbeda secara bersama-sama. Saat aba-aba dimulai, kedua kelompok harus berusaha sekuat tenaga menarik tambang hingga lawan tertarik keluar dari areanya. Pemenang ditentukan dari kelompok yang paling kuat dan berhasil menumbangkan kelompok lawan dalam satu tarikan. Pada perlombaan tarik tambang dalam rangka Hari jadi kota Sungailiat tersebut diikuti peserta pria dan wanita.
- Sembilun
Permainan Sembilun merupakan permainan tradisional khas Bangka yang mana para pemainnya berjumlah 5 orang yang harus melewati hadangan dari 5 orang peserta lainnya. Arena sembilun dibuat kotak-kotak seluas sekitar 2x2 meter sebanyak 8 kotak yang dibatasi oleh tali rapia atau garis.
Pada perlombaan hari jadi kota Sungailiat, panitia lomba menggunakan tali rapia membuat kotak sebanyak 8 kotak berbaris dua dengan waktu permainan 2 x 5 menit. Pertama ditentukan siapa tim yang terlebih dahulu menyerang dan mana tim yang bertahan agar areanya tidak ditembus pemain lawan. Nilai diberikan kepada pemain yang berhasil keluar dari area lawan yang dijaga dan jika ada salah satu  lawan tertangkap atau tersentuh oleh pemain lawan maka dilakukan rotasi lagi tim yang menyerang dan bertahan. Siapa yang berhasil nilai terbanyak maka tim tersebutlah yang menang.
Pada perlombaan tersebut ada sekitar 5 juri atau pengawas yang melakukan penilaian, siapa yang berhasil menembus pertahanan lawan akan mendapatkan nilai dan apabila tertangkap maka dilakukan rotasi tim yang bertahan dan menyerang untuk mendapatkan nilai. Tim yang bertahan berusaha agar lawan tidak mendapatkan nilai dengan cara menjaga setiap jengkal kotak-kotak yang disediakan sedangkan tim yang menyerang berusaha keluar dari kotak-kotak untuk mendapatkan nilai. Â
Butuh kekompakan dan strategi dalam permainan ini dikarenakan dalam menyerang dibutuhkan kesigapan untuk menghindari penjagaan dari lawan dan dalam bertahan butuh strategi dan ketangkasan dalam menangkap pemain lawan.
Semua permainan tradisional tersebut memang tidak semuanya ditampilkan dalam peringatan hari jadi kota Sungailiat namun, inti dari perlombaan tersebut adalah melestarikan permainan tradisional agar tidak lekang oleh waktu dan perkembangan teknologi sehingga anak cucu nantinya tetap mengetahui dan merasakan manfaat permainan tradisional yang sangat berguna dan bermanfaat karena selain bermain juga melakukan olahraga serta kerjasama dan ajang silahturahmi.
Seperti yang disampaikan ketua Lembaga Adat Kabupaten Bangka, H. Sarnubi, yang dilansir Bangkapos.com bahwa di Bangka ini memang sudah jarang anak-anak mau bermain permainan tradisional karena tergerus oleh perkembangan teknologi.
Berikut beberapa daftar permainan tradisional yang ada di Bangka yakni Gasing, Sembilun, Cengkulun, Sembunyik Gong, Cak Lingking, Tak tek, Tago, Pangkak Igik Karet, Biji Saga, Por Por, Bedil, telok gajah, layang-layang. (Eddo Richardo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H