Lalu pertanyaan ketiga saya ajukan.
"Apa saja yang ada dilingkungan kita?"
Lagi lagi keributan karena mau menjawab pun terjadi. Yang mereka perebutkan adalah posisi awal menjawabnya. Tampaknya bagi mereka, bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar lebih dulu adalah suatu kesuksesan dalam belajar. Padahal ini baru fase permulaan dalam belajar. Masih ada evaluasi dalam bentuk ulangan harian menanti mereka di ujung pembelajaran. He...he...he...
"Tanah."
"Hewan."
"Tumbuhan."
"Udara."
"Kita." Anak yang paling bongsor badannya menunjuk tubuhnya yang tambun dengan kedua tangannya sambil melompat lompat.
Akhirnya terciptalah tawa Kami semua. Sungguh tak bisa saya menghapus tawa tawa seperti itu dalam pembelajaran kali ini. Saya anggap saja hal seperti itu adalah bentuk refresh pandangan dan pikiran siswa agar tak jenuh.
Setelah tiga pertanyaan tersebut dapat terjawab oleh mereka, barulah saya masuk pada penjelasan singkat untuk menyatukan persepsi mereka tentang teori ekosistem. Bahwa di lingkungan ini banyak terdapat makhluk hidup yang tinggal dan mencari makan di sana.
Tetapi ada pula benda benda tak hidup yang ada di sana. Benda benda itu ada di sekitar kita. Bahkan makhluk hidup ada yang ketergantungan dengan benda benda tersebut. Sehingga selalu terjadi interaksi di dalam lingkungannya.