Ketangkap Basah
Rumah kayu tak berpenghuni itu kotor sekali. Tanah dan sampah dedaunan berserakan di lantai. Patahan kayu teronggok di sudut sudut ruang. Namun mengapa sarang laba labanya banyak yang rusak? Sedangkan daun jendela dan pintu tak berdebu selayaknya papan yang baru saja dibersihkan. Apakah rumah ini pernah didatangi seseorang? Tapi kapan?
"Aku bingung, Bud. Kalau rumah lama tak berpenghuni, biasanya banyak sarang laba labanya. Tapi di dalam sini nggak ada sama sekali. Bagian atas terlihat seperti baru saja dibersihkan."
"Rumah ini pasti pernah didatangi seseorang. Aku rasa, pengelihatan kita waktu malam Jumat dulu itu nyata. Mereka manusia. Bukan hantu."
"Sepertinya kita harus ke sini lagi malam Jumat nanti, Bud."
"Apa!?!?" Budi terkejut dengan ajakan Rudi.
"Kamu takut?"
"Nggak. Aku hanya_"
"Hanya nggak mau bala kemarin datang lagi?"
"Nggak. Bukan itu maksudku."
Rudi tampaknya melihat kecemasanku. Mengapa aku jadi ragu begini? Bukankah aku begitu getol meyakinkan Wati bahwa tak ada makhluk penghuni hutan yang marah lalu mendatangkan bala hanya karena kita melanggar pantangan masuk hutan malam Jumat.