Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ibu Terhebat

22 Desember 2019   19:04 Diperbarui: 22 Desember 2019   22:03 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu koala baru saja melahirkan anaknya yang diberi nama Lala. Lala belum memiliki mata, telinga dan rambut halus di seluruh tubuhnya yang sempurna. Sehingga Lala selalu digendong ibunya di dalam kantung dan mendapatkan air susu yang cukup selama di sana. Ibu sangat menyayangi Lala. Hingga kemana pun ibu pergi, selalu ada Lala di dalam gendongannya.

Setelah enam bulan, telinga, mata dan rambut halus di seluruh tubuh Lala tumbuh sempurna. Ibu memperbolehkan Lala keluar dari kantungnya. Lala sangat senang sekali. Apalagi hari ini adalah hari pertama Lala belajar makan sendiri. Ibu membawa Lala ke pohon Eucalyptus yang berdaun lebat. Di atas pohon itulah, Lala dikeluarkan ibu dari kantungnya. Mata Lala terbelalak riang melihat pemandangan sekitarnya.

"Lala boleh makan ini, Bu?"

"Iya, boleh. Asal...."

"Asal apa, Bu?"

"Asal Lala makan Pap ini dulu." Ibu Lala menyodorkan Pap di atas telapak tangannya.

"Nggak mau." Lala memalingkan muka cemberutnya dari ibu. Lala merasa jijik melihat bentuk Pap yang menyerupai pasta halus yang lembek berwarna gelap itu.

"Lala harus makan ini dulu."

"Nggak! Pokoknya Lala nggak mau!"

Kawanan koala melihat ke arah Lala yang ngambek karena tak mau makan Pap yang diberikan ibunya tadi. Sedangkan ibu Lala sangat gelisah melihat anaknya sudah memegang dahan eucalyptus dengan daun yang lebat dan siap memakannya.

"Lala, stop!" Seekor koala kecil yang seumuran dengannya menepis daun yang ada di tangan Lala hingga terjatuh.

"Kamu jahat!" Lala berteriak.

"Kamu yang jahat! Ibumu tak ingin kamu sakit dan keracunan setelah makan daun eucalyptus ini. Makanya kamu disuruh makan Pap dulu." Susi teman Lala membalas teriakan Lala.

"Memangnya daun ini beracun, Sus?"

"Daun eucalyptus banyak mengandung fenol dan terpena sehingga beracun buat tubuh Kita."

"Makan Pap ini supaya apa, Sus?"

"Di dalam Pap ini ada bakteri yang dapat membantu mencerna racun tadi sehingga dapat dipisahkan oleh hati kita."

"Kenapa kita harus makan Pap ini sedangkan Ibu tidak?"

"Kita masih kecil jadi belum bisa menghasilkan bakteri sendiri. Makanya Lala harus makan Pap biar nggak sakit. Seharusnya Lala berterimakasih pada ibumu karena dengan rela mengunyah kotorannya sendiri demi membuat Pap ini. Betapa besarnya pengorbanan ibumu untuk menjaga dan merawatmu agar tak sakit dan mati."

Lala memandangi ibunya dan Pap itu bergantian. Lala mencium Pap itu. Lala pun tersenyum senang.

"Aneh, Pap ini nggak bau."

Lala pun memakan Pap yang sudah dikunyah halus oleh ibunya. Setelah itu, barulah Lala melahap daun eucalyptus dengan senang. Setelah kenyang, Lala mendekati ibunya yang tersenyum bahagia padanya.

"Maafkan Lala ya, Bu. Ibu memang ibu Terhebat. Terimakasih ya Bu. Selamat hari ibu. Aku sayang Ibu." Lala memeluk ibunya disertai dengan ciuman.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 22 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun