Saat matahari akan muncul dan menyapa bumi, ayamlah yang pertama kali terbangun dari tidurnya dan memberi tanda pada semua penghuni bumi. Ayam akan berkokok sekuat kuatnya untuk membangunkan semua yang terlelap dalam lelahnya. Hingga embun pagi menghilang dari ujung ujung daun singkong belakang rumah Irni.
Sedangkan di teras belakang, kucing belang coklat putih masih tidur melingkarkan badannya di lantai ubin yang masih terasa dingin oleh angin pagi. Meskipun sinar matahari cukup menyilaukan mata, namun kucing tetap tak bergeming sedikitpun untuk segera bangun memulai hari. Ayam hanya geleng geleng kepala.
"Dasar pemalas. Bisanya makan tidur aja."
Ayam pun terbang dari tempat bertenggernya mendekati kucing tadi. Setelah sampai di dekat kucing, ayam pun berkokok sekencang kencangnya.
"Kukuruyuk... Kukuruyuk... Kukuruyuk."Â Ayam mengepakkan sayapnya.
"Hei... ribut!" Kucing berteriak kesal.
"Bangun pemalas. Matahari sudah tinggi."
"Kurang kerjaan."
"Eitsss... kamu yang kurang kerjaan. Makan saja kamu masih minta sama Irni. Coba aku, kalau mau makan ya cari sendiri."
"Mana kamu lihat kerjaku. Kalau gelap kamu kan rabun. Aku loh kerjanya malam hari." Protes kucing.
Laba laba yang sedang membuat sarangnya di tiang rumah merasa sangat terganggu dengan keributan ayam dan kucing.