"Banyak." Gadis berjilbab biru dengan muka rata menjawabku.
"Maksudmu?"
"Kakak selalu terlihat di mataku. Kakak selalu ada dimana pun aku berada. Kakak selalu menggangguku. Setiap mau makan, ada bayangan kakak di mataku. Setiap mau mandi ada bayangan kakak memantul di cerminku. Setiap mau belajar ada bayangan kakak di lembaran buku bukuku. Bahkan kakak selalu datang dalam mimpiku. Kenapa, Kak?" Jawabnya dengan muka rata tanpa riak denganku.
Kali ini aku yang kebingungan denganmu. Mukamu tetap rata padaku. Jilbab birumu melambai tertiup Sepoi angin samping kampus siang itu. Seakan akan bertepuk tangan atas ketololanku. Kucubit kedua pipiku. Rasa perih menempel di situ. Aku tak sedang bermimpi muka rata kali ini. Kesadaranku pun pulih.
"Karena aku cinta kamu, jilbab biru." Sambil kupandangi muka ratanya dengan senyumku.
Dan luar biasa, kali ini kulihat wajah gadis berjilbab biru tersenyum padaku dengan malu malu.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 3 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H