Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terbang ke Jakarta, Pertama Kali Gunakan Pesawat BBN Airlines Indonesia

24 Januari 2025   06:17 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari sebelum akhirnya balik pulang ke Bali, kami sempatkan ke Toko Buku Gramedia di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat. "Papa mesti temukan tiga buku yang papa senangi. Nanti In yang bayar, " ujar anak perempuan kami. Saya hanya tersenyum mendengar ucapannya. Anak-anak tahu persis kalau salah satu kesukaan ayahnya adalah berkunjung ke toko buku dan membeli buku.

Dua buku bagus karya penulis terkenal: Robin Sharma dan Erdward de Bono (Sumber: dok. pribadi). 
Dua buku bagus karya penulis terkenal: Robin Sharma dan Erdward de Bono (Sumber: dok. pribadi). 

Setelah memerhatikan buku-buku dari satu rak ke rak lainnya, saya berhasil menemukan dua buku yang menarik. Pertama, buku yang berjudul The Everyday Hero Manifesto, karya Robin Sharma, terbitan BIP, Kelompok Gramedia. Pembaca tentu mengenal buku karya pengarang yang satu ini, bukan? Ya, sebelum ini, Robin juga menulis buku The 5 AM Club dan The Monk Who Sold His Ferrari.

Lalu, buku yang kedua yang saya temukan berjudul How to Have a Beautiful Mind, tulisan Edward de Bono. Pengarang ini dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam bidang pemikiran kreatif dan dalam bidang pengajaran cara berpikir. "Ia adalah salah satu tokoh penting dalam mengembangkan cara berpikr kreatif," tulis The Times.

Setelah kembali ke Bali, buku karya Robin Sharma mulai saya baca. Sedangkan, buku karya Edward de Bono, masih belum saya nikmati. Ya, bertahap saja. Saya jadi tambah semangat membaca ketika menelusuri isi buku The Everday Hero Manifesto. Gagasan-gagasan yang dilontarkan Robin Sharma dalam buku ini terasa segar, memotivasi sekaligus menginspirasi.

Untuk kedua buku ini, akan saya luangkan waktu membacanya secara mendalam, pelan-pelan. Mumpung belum mulai semester genap -- saatnya kembali mengajar dan berkutat dengan diktat.

(I Ketut Suweca, 24 Januari 2025).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun