Akan ada saja perbedaan pendapat. Kalau perbedaan ini tidak ditangani dengan baik, maka besar kemungkinan akan terjadi konflik. Konflik itu bisa membawa perkawinan ke lembah kehancuran.
Nah, selama perbedaan yang tajam dan konflik itu terjadi, bisa jadi pasangan ini mengurangi komunikasi satu sama lain. Mereka memilih lebih banyak diam daripada berbincang-bincang.
Masing-masing melakukan aktivitas nyaris tanpa berkomunikasi satu sama lain. Inilah yang akan membawa apa yang disebut dengan lonely marriage: orang yang sudah menikah tapi merasa kesepian.
Lebih Banyak Melihat Kekurangan Pasangan?
Saat konflik terjadi, seringkali kedua pihak lebih banyak melihat kekurangan pasangan. Masing-masing dari mereka merasa tidak senang, marah, Â bahkan saling membenci yang berakhir pada kehilangan motivasi untuk berkomunikasi.
Dalam kondisi seperti ini, yang dilihat hanyalah sisi negatif dari pasangan. Akan sangat mudah menemukan dan membeberkan segala kekurangan yang ada pada pasangan.
Mau Melihat Hal-hal Positif
Kalau mau jujur, sejelek apapun dia sebagai pasangan, pasti ada hal-hal yang baik pada kepribadiannya. Nah, pada saat sedang emosional, orang lupa akan hal-hal baik dan mulia dari pasangannya. Yang ada hanya sifat-sifat negatifnya.
Untuk itulah, diperlukan ketenangan hati agar mampu melihat secara lebih objektif dan adil. Melihat juga bahwa ada banyak sifat dan karakter positif pada pasangan. Kalau bisa menginventarisasi kekurangan pasangan, pasti juga bisa menghitung kebaikan atau hal-hal positifnya.
Maka, lakukanlah hal ini dengan cermat dalam keadaan tenang, Dengan demikian, akan terlihat dengan jelas bahwa pasangan tidak hanya terdiri dari hal-hal yang kurang dan negatif saja, melainkan juga banyak hal-hal yang positif.
Contohnya: ia orang yang suka menolong, menyayangi anak-anak, rajin bekerja, dan lainnya. Ini hanya beberapa contoh. Intinya, daripada hanya mengingat hal yang kurang, lebih baik diingat hal-hal yang positif pada pasangan.