Kata senior saya, menabung adalah upaya untuk menjadi "berkelebihan di dalam berkekurangan." Maksudnya, kendati penghasilan terbatas adanya, tetap harus disisihkan sehingga ada bekal yang cukup di masa datang.
Tabungan dan investasi itu dilakukan secara berkelanjutan sehingga hasilnya akan berlipat ganda bersamaan dengan bertambahnya waktu. Semakin lama dan semakin banyak kita menabung, kian besar pula hasil yang akan kita petik kelak.
Jadi, jangan pernah lupa untuk berinvestasi atau menabung selagi muda. Mungkin kita bisa memutuskan untuk menyisihkan 10 persen dari total penghasilan. Atau, bahkan 15 persen dari penghasilan yang diterima.
Tabungan yang terakumulasi dalam waktu lama sehingga pada akhirnya akan berjumlah besar ini akan sangat bermanfaat di masa ketika kita tak mampu bekerja lagi. Ya, ketika kita sudah memasuki masa lanjut usia (lansia).
Masa lansia dicirikan dengan semakin berkurangnya tenaga dan kemampuan untuk bekerja dan kian bertambahnya kebutuhan untuk perawatan kesehatan. Nah, di sinilah dibutuhkan dana yang memadai untuk memenuhi semua kebutuhan itu, terutama untuk biaya kesehatan.
Dengan memiliki simpanan dana (saving) yang memadai, maka kita akan merasa aman di masa senja. Tidak ketergantungan secara finansial kepada anak. Kebutuhan akan dana sudah bisa dilakukan secara mandiri berkat investasi dan tabungan yang dilakukan sejak muda.
Intinya, hindari doom spending, rencanakan pengeluaran dengan baik, dan jangan pernah lupa menabung secara berkelanjutan  demi keamanan finansial di masa depan.
(I Ketut Suweca, 17 Oktober 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H