Belajar di rumah juga menjadi hal yang menentukan sebagai bentuk persiapan ujian. Mahasiswa hendaknya tidak berleha-leha menjelang ujian. Jika sikap dan perilaku ini dipelihara, bukan tidak mungkin hasilnya akan buruk.
Berbeda halnya dengan mereka yang menjelang ujian sudah mempersiapkan diri dengan baik. Antara lain dengan membaca kembali materi kuliah, mencoba contoh soal yang pernah diberikan dosen, dan cara lainnya.
Dengan persiapan yang matang, mahasiswa  tak perlu menyontek karya teman sebelah. Tak perlu bertanya di google untuk mendapatkan jawaban. Tak perlu juga berpikir demikian keras karena mengalami kesulitan menjawab soal ujian.
Mengandalkan teman sebelah atau men-searching di google untuk menjawab, tak hanya salah bahkan hal ini menunjukkan ketidaksiapan dan ketiadaan kepercayaan diri.
Ya, ketidaksiapan memasuki ujian lantaran tidak sungguh-sungguh belajar. Ketiadaan kepercayaan diri, karena lebih percaya pada google daripada kemampuan diri!
Melatih Kemampuan Berpikir
Kalau demikian bergantung pada hasil contekan dan mbah google, berarti mahasiswa tidak mau mengandalkan pemikirannya sendiri. Padahal, yang bersangkutan kemungkinan besar memiliki kemampuan untuk menjawab jika sudah mempersiapkan diri dengan baik.
Tidak mau berusaha menggunakan kemampuan berpikir, melainkan ingin yang serba gampang dan instant dengan cara mencari jawabannya di google atau nyontek misalnya.
Padahal, kuliah itu mengajarkan mahasiswa tidak hanya mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, bahkan juga melatih kemampuan berpikir.
Kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif perlu dilatih. Sayang bukan, jika kemampuan itu tidak diasah dan tidak digunakan dengan baik, tunduk oleh ketidakpercayaan kepada diri sendiri. Â Semua ini akan bermuara pada kualitas sarjana yang diperoleh kelak jika berhasil lulus.
Dalam perkuliahan, mahasiswa tentu akan mendapat berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan program studi yang diikutinya.