Dia memanfaatkan waktu untuk melukis di sela-sela kesibukannya sebagai pendidik. "Biasanya saya melukis setelah datang dari sekolah," katanya sambil memperlihatkan beberapa karya yang sudah dihasilkannya, juga karya lukis pendahulunya yang masih ada di studio lukisannya.
Berbincang-bincang dengan Made Wijana sungguh menyenangkan. Orangnya ramah, murah senyum, dan terbuka untuk menjelaskan tentang bagaimana ia berkarya, apa masalah yang dihadapi, dan apa harapan-harapannya ke depan.
Made Wijana mengaku masih merasa kekurangan modal untuk bisa lebih produktif lagi. Ia juga menyampaikan bahwa selama ini ia belum mencatat transaksi bisnisnya. Belum pernah menyusun berapa pemasukan dan pengeluaran serta keuntungannya setiap bulan.
Intinya, ia belum membuat laporan keuangan kendati ada niatnya untuk itu. Terhadap kondisi ini, kami pun menganjurkan yang bersangkutan untuk menyusun transaksi keuangan dan menyusun laporan secara sederhana dan mudah.
"Membuat transaksi keuangan dan laporan keuangan itu perlu Pak dilengkapi ketika hendak mengajukan pinjaman ke bank untuk permodalan usaha. Apalagi Pak Made sudah memiliki Nomor Ijin Berusaha," saran teman saya yang cakap di bidang keuangan.
Bagaimana Melukis Wayang Kaca?
Melukis wayang kaca rupanya sama sekali bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan minat yang besar, kesabaran, dan kehati-hatian. Proses belajarnya pun memakan waktu lama.
Minat yang besar untuk menekuni pekerjaan seni menjadi modal awal. Lalu, kesabaran dibutuhkan dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya, kehati-hatian dibutuhkan ketiga proses pengerjaan berlangsung dan saat pengiriman ke alamat pemesan. Maklum, lukisan ini terbuat dari kaca yang mudah pecah.
Untuk diketahui, lukisan ini dilukis dari belakang media kaca dengan menggunakan cat besi. Tetapi, hasil lukisannya dilihat dari depan.