Untuk menempati suatu jabatan dibutuhkan orang yang benar-benar mau dan mampu melaksanakan atau mengerjakan suatu pekerjaan.
Persyaratan dimaksud antara lain meliputi persyaratan kesehatan, pendidikan, usia, pengalaman, jenis kelamin, IPK, dan tidak cacat hukum. Apa saja yang menjadi persyaratan suatu jabatan, sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan jabatan yang disediakan.
Misalnya, ada jabatan yang membutuhkan pengalaman, ada juga yang tidak membutuhkannya sehingga tidak menjadi persyaratan. Ada jabatan yang mensyaratkan pengalaman selama 1 tahun, ada juga yang menghendaki pengalaman 5 tahun di bidang yang relevan.
Pada intinya, orang yang direkrut dan dipersiapkan untuk menempati suatu jabatan mesti memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi jabatan. Uraian jabatan dan spesifikasi jabatan ini biasanya termuat dalam pengumuman penerimaan karyawan baru.
Ketiga, Standar Kinerja Jabatan
Setelah uraian jabatan dan persyaratan jabatan disusun, langkah selanjutnya adalah menentukan standar kinerja jabatan (job performance standard). Standar dan/atau target ini penting dibuat agar setiap orang berusaha memenuhi standar tersebut.
Standar kinerja juga penting pada saat mengevaluasi kinerja seseorang yang ditempatkan pada jabatan tertentu. Tanpa standar kinerja, evaluasi tidak akan bisa dilakukan karena ketiadaan tolok ukur.
Standar kinerja jabatan memuat tentang standar atau target pelaksanaan pekerjaan yang harus dicapai, baik dalam bentuk kuantitas (quantity)Â maupun kualitas (quality).
Pada umumnya, standar kinerja kuantitatif dibuatkan dalam bentuk unit, rupiah, kilogram, liter, dst. Sedangkan standar kualitas, bisa dibuat dengan melihat kepuasan konsumen, di samping kualitas produk, seperti kualitas rasa, bentuk, dan warna
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa tujuan dilaksanakannya analisis jabatan adalah untuk memudahkan perusahaan dalam memetakan kebutuhan sumber daya manusia dan pengelolaannya.