Lalu, apa yang dimaksud dengan turnover? Secara sederhana, istilah ini dimaknai sebagai keluar-masuknya karyawan.
Ada karyawan baru yang masuk ke dalam perusahaan, ada juga yang keluar. Yang masuk maupun yang keluar perusahaan, masing-masing memiliki alasannya tersendiri.
Lalu, apa kaitan budaya perusahaan dengan turnover karyawan? Ternyata ada kaitan atau hubungannya. Mari kita lihat lebih jauh.
Hasil penelitian O'Reilly, Chatman, dan Caldwell (1991) menunjukkan adanya hubungan yang erat antara person-organization fit dengan tingkat kepuasan kerja, komitmen, dan turnover karyawan.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa nilai-nilai individu yang sesuai dengan budaya perusahaan cenderung mempunyai kepuasan kerja dan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan serta memilikii kecenderungan yang tinggi pula untuk terus bekerja di perusahaan tersebut.
Person-organization fit (P-O Fit) adalah kesesuaian antara nilai-nilai individu dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan. Jadi, semakin sesuai nilai yang dianut individu dengan nilai budaya  organisasi, maka invidu bersangkutan akan cenderung mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Ia juga memiliki komitmen yang tinggi kepada perusahaan yang dicirikan dengan loyalitas atau kesetiaan. Selain itu, individu dimaksud juga cenderung memilih tetap bekerja di perusahaan dimaksud.
Sosialisasi Budaya Organisasi
Untuk mencapai hal itu, tentu harus ada usaha dari kedua belah pihak, baik individu maupun pihak manajemen perusahaan. Kedua belah pihak mesti berusaha mendekatkan nilai individu dengan nilai perusahaan.
Karyawan baru sebagai individu mesti berusaha menyesuaikan dengan nilai-nilai fundamental yang dianut perusahaan. Ia harus menemukenali dan menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan yang dimasukinya.
Kendatipun pada awalnya mungkin cukup sulit, namun upaya penyesuaian diri harus terus diusahakan. Bersamaan dengan bertambahnya waktu, pada umumnya nilai-nilai budaya perusahaan akan mampu diadopsi oleh karyawan baru.