Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tiga Kemampuan Kunci dalam Menerapkan "Situational Leadership" yang Efektif!

21 September 2024   14:59 Diperbarui: 22 September 2024   05:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepemimpinan situasional (Sumber gambar: feb.umsu.ac.id).

Mungkin pembaca pernah mengamati gaya seseorang dalam memimpin seperti penulis gambarkan berikut ini. Kalau dilihat dari gaya kepemimpinannya, tampaknya si pemimpin tidak memiliki gaya kepemimpinan tertentu.

Sekali waktu sang pemimpin seperti sedang menerapkan gaya demokratis. Buktinya,  ia bersedia mendengarkan dan mempertimbangkan pandangan para karyawan dengan sungguh-sungguh  sebelum mengambil keputusan.

Namun, sesekali ia juga memberikan kebebasan kepada pengikut atau karyawannya untuk mengambil kesepakatan di bidang tertentu. Si pemimpin hanya menyetujui tanpa banyak mempertanyakan isi kesepakatan itu. Ia menerima,  menyetujui, dan memutuskan apa yang menjadi kesepakatan bersama dari para karyawan.

Pada kesempatan lain, si pemimpin langsung memberi arahan dan perintah kepada seluruh karyawannya untuk melakukan tindakan tertentu dengan segera tanpa melalui diskusi apa pun. Kesannya seperti gaya otokratik.

Memahami Gaya Kepemimpinan Situasional

Uraian di atas mengantarkan kita pada gambaran tentang gaya kepemimpinan situasional. Lalu, apa sejatinya gaya kepemimpinan situasional (situational leadership) itu?

Kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang menyarankan suatu gaya kepemimpinan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Pemimpin situasional perlu mengenali tingkat perkembangan dan kesiapan anggota, karyawan, atau pengikut, kemudian memilih gaya atau model kepemimpinan yang paling tepat untuk diterapkan.

Situational leadership model ini dikembangkan pertama kali oleh Ken Blanchard dan Paul Hersey dengan nama Life Cycle Theory of Leadership. Kemudian teori ini berganti nama menjadi Situational Leadership Theory.

Teori kepemimpinan situasional muncul untuk menjawab pertanyaan paling klasik mengenai gaya kepemimpinan terbaik dalam organisasi.

Tiga Kemampuan Kunci

Dalam kepemimpinan situasional diperlukan tiga kemampuan kunci yang harus dimiliki sebagaimana dikemukakan oleh Paul Harsey dan Ken Blanchard, yakni:

Pertama, Kemampuan Analitis

Keterampilan analitis (analytical skill) merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin atau manajer dalam melakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

Seorang pemimpin harus dapat mengevaluasi dengan baik apakah kinerja bawahannya semakin baik atau semakin buruk. Jadi, pemimpin bergaya situasional mampu menganalisis kinerja karyawannya dengan baik.

Kedua, Kemampuan Fleksibilitas

Penerapan gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya yang memiliki fleksibilitas. Artinya, pemimpin harus melihat tuntutan situasi dan kondisi yang ada sehingga bisa menerapkan pendekatan kepemimpinan yang relevan. Pemimpin tidak berpatokan pada gaya kepemimpinan tertentu dalam keseluruhan waktu.

Fleksibilitas sangat perlu dalam penerapan kepemimpinan yang memungkinkan tercapainya hasil yang lebih baik. Dengan fleksibilitas ini, pemimpin akan mampu memimpin secara efektif.

Ketiga, Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang, mau tak mau, harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keterampilan komunikasi adalah salah satu kunci sukses kepemimpinan.

Keterampilan komunikasi meliputi kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis, komunikasi antarpribadi maupun dengan audience yang lebih banyak. Artinya, pemimpin bisa melakukan pendekatan orang per orang dengan baik, juga mampu mengemukakan pendapat di depan umum (public speaking).

Intinya, pemimpin harus bisa menjelaskan gagasan dan ide-idenya kepada karyawan, sekaligus bisa menyerap informasi dari mereka.

Itulah gambaran tentang gaya kepemimpinan situasional dan tiga kemampuan kunci yang harus dimiliki. Pertanyaannya, menurut pembaca apakah kepemimpinan model ini merupakan yang terbaik?

(I Ketut Suweca, 21 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun