Menyunting membutuhkan kecermatan atau ketelitian. Dengan ketelitian, artikel yang dibuat menjadi lebih baik hasilnya. Untuk itu, mesti dibaca kata demi kata, satu demi satu. Tidak sekadar membaca sepintas.
Dengan memerhatikan detail, diharapkan tidak akan ada kata atau kalimat yang luput dari perhatian. Tidak ada kata atau kalimat yang masih salah. Tidak ada penalaran yang tidak jalan atau berbenturan satu dengan lainnya. Semuanya logis, sistematis, dan mengalir lancar.
Akan tetapi, pada kenyataannya, melakukan editing dengan cermat dan detail ini sungguh tidak mudah. Ketika sebuah artikel sudah ditayangkan pun, terkadang masih ada kesalahan.
Penulis sendiri kadang-kadang mengalami hal ini. Kendati sudah melakukan pengeditan berulang-ulang, namun nyatanya masih ada saja yang salah atau belum pas benar. Kesalahan yang sering terjadi ada pada pengetikan.
Jangan Lupa Mengambil Jeda
Untuk memastikan tahapan akhir pengeditan yang dilakukan sudah komplit dan benar, ada baiknya diselingi jeda. Antara pengeditan pertama dengan pengeditan kedua, dan seterusnya, ada jeda.
Kita boleh menggerakkan badan sebentar atau menyeruput kopi seraya melepas pandangan ke luar jendela rumah. Atau, mengambil kegiatan lain sebagai selingan. Setelah jeda, barulah pengeditan dimulai lagi.
Selain itu, dianjurkan juga melibatkan pihak kedua yang menjadi pembaca pertama tulisan kita. Dialah yang mungkin akan menemukan kesalahan atau kejanggalan yang masih ada dalam tulisan tersebut.
Dialah yang akan bisa merasakan apakah artikel yang kita susun sudah mengalir lancar atau belum. Mintalah masukan, bagian mana yang masih salah.
Melalui upaya-upaya di atas, semoga kualitas karya yang dihasilkan semakin baik dan bernas sekaligus terhindar dari kesalahan yang tidak perlu.
'Menulis tanpa merevisi sama saja dengan berdansa riang ke luar rumah hanya dengan pakaian dalam." kata Patricia Fuller.