Menyunting identik dengan mengedit (editing), sama maknanya dengan merevisi. Menyunting dilakukan terhadap naskah atau artikel yang sedang disusun. Dengan melakukan penyuntingan, diharapkan kualitas artikel yang dibuat menjadi lebih baik.
Setiap kali kita menyusun artikel untuk dipublikasikan selalu melalui proses penyuntingan. Lalu, bagaimana proses penyuntingan itu dilakukan?
Tulisan ini hanya berdasarkan pada pengalaman dan kebiasaan saya dalam melakukan penyuntingan ketika menyusun sebuah artikel.
Kerangka Tulisan
Sebelum melakukan proses penyuntingan, tentu terlebih dahulu sudah harus ada artikelnya. Artikel yang dibuat didasarkan pada kerangka tulisan atau kerangka karangan yang telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan kerangka itulah sebuah karya ditulis secara lengkap.
Dengan panduan kerangka karangan, maka penulisan sebuah artikel menjadi jauh lebih mudah. Penulis tinggal mengikuti alur kerangka karangan dengan mengembangkan setiap kalimat dalam kerangka tersebut menjadi alinea demi alinea.
Untuk tulisan yang pendek, misalnya 2-3 halaman, penulis yang terlatih jarang menggunakan kerangka karangan. Kendati tidak dibuat secara tertulis, kerangkan karangan itu sudah adalah dalam pikiran si penulis. Berdasarkah hal itu, tulisan mulai digarap dari awal hingga akhir.
Kapan Penyuntingan Dilakukan?
Apabila proses penulisan draf pertama sudah selesai seluruhnya, barulah proses penyuntingan atau pengeditan dimulai. Tidak dianjurkan melakukan editing sebelum semua gagasan tertuang tuntas.
Menulis satu-dua alinea, lalu langsung mengedit, sama sekali tidak disarankan. Cara ini akan memperlambat proses pengerjaan dan penyelesaian artikel.