Menurut penulis, terdapat 3 aspek yang termasuk ke dalam kemerdekaan menulis bagi para cendekiawan dan intelektual.
Kemerdekaan ini sangat penting, agar mereka bisa berkontribusi maksimal untuk kebaikan dan kemajuan masyarakat, tidak melulu berkarya untuk kewajiban nya di kampus atau untuk diri sendiri.
Pertama, merdeka  menulis sesuai minat dan keahlian.
Termasuk dalam konteks ini, mereka merdeka menulis sesuai dengan bidang keahliannya. Kalau ia seorang yang ahli di bidang hukum, misalnya, silakan menulis di bidang hukum yang menjadi core studinya. Jika ia seorang psikolog, dia bebas menulis di bidangnya tanpa kendala.
Kebebasan menulis sesuai dengan peminatan atau keahlian, sudah dirasakan memadai. Mereka menulis secara leluasa seuai dengan kepakaran atau keahliannya. Tidak ada persoalan atau hambatan yang terkait dengan hal ini.
Dulu di era Orde Baru, ada  buku-buku diberangus karena ditengarai mengajarkan paham atau ajaran yang bertolakbelakang dengan kebijakan pemeritah. Ada juga  koran dan majalah dibredel karena tulisan-tulisan di dalamnya dianggap sering mengkritik penguasa. Itu sudah menjadi masa lalu dan tercatat dalam sejarah perkembangan media di negeri ini.
Kini, di era demokrasi yang tengah diperjuangkan, semoga tidak lagi ada hal seperti itu. Tentu saja, para penulis yang baik adalah penulis yang berani mempertanggungjawabkan isi tulisannya. Tidak bebas tanpa batas. Semuanya dimotivasi untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Kedua, merdeka memilih media.
Kalau sebelumnya hanya menulis dalam kerangka akademik, kali ini kaum intelektual mesti "berbicara" melalui karya tulisnya di media massa, baik di media online maupun cetak. Ruang menulis semakin terbuka. Kalau dulu orang menulis hanya di media cetak, kini sudah merambah ke media online yang sangat beragam.
Terdapat banyak pilihan media yang bisa dimasuki sebagai wahana untuk menayangkan ide-ide mereka kepada masyarakat luas. Semakin luas jangkauan media, semakin besar pula peluang sebuah karya dibaca oleh publik.
Hanya saja, terkaitan dengan pemilihan media ini, para penulis mesti memahami visi dan misi media yang hendak dimasuki. Mereka mesti paham jenis artikel apa saja yang diterima di media tersebut, termasuk nuansa gaya penulisan yang diharapkan.