Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Merdeka Menulis" untuk Indonesia Cerdas!

30 Agustus 2024   17:21 Diperbarui: 31 Agustus 2024   01:19 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kita lihat hingga kini adalah banyak hasil karya tulis ilmiah para akademisi yang berakhir di perpustakaan kampus. Yang membaca hanyalah kalangan akademisi. Tidak banyak berdampak bagi masyarakat luas.

Kalaupun, misalnya, diteruskan kepada masyarakat luas, akan muncul persoalan: sebagian masyarakat akan kesulitan memahami isinya. Mengapa? Karena bahasanya ilmiah tulen, ilmiah ketat. Banyak kata, kalimat, dan idiom yang sama sekali tidak familiar bagi masyarakat umum.

Menjadi Menara Air

Kendati kaum akademisi yang juga intelektual mesti bekerja sesuai dengan kebutuhan profesi dan lembaga, ada baiknya mereka juga menulis untuk masyarakat luas.

Lembaga perguruan tinggi bukan bagai menara gading, melainkan bagai menara air yang selalu siap mengalirkan airnya untuk menyuburkan tanah di sekelilingnya. Disinilah peran akademisi menjadi sangat strategis.

Tetapi, dibandingkan dengan menulis di karya-karya ilmiah seperti tesis, disertasi, artikel pada jurnal-jurnal ilmiah, menulis untuk masyarakat tentu berbeda pola dan caranya.

Para intelektual sebagai kaum terdidik dituntut mau dan mampu membuat karya yang mudah dicerna masyarakat luas. Pembaca tak harus mengerutkan kening tatkala membaca dan berusaha memahami tulisan mereka di media massa.

Kaum intelektual ini mesti memiliki kebebasan dalam mengekspresikan gagasannya. Ya, mereka harus merdeka dalam menulis. Makna merdeka menulis adalah, kaum ini melakukan aktivitas menulisnya tanpa dihambat atau terhambat oleh kendala apapun yang berasal dari luar dirinya.

Dengan kata lain, kaum intelektual hendaknya memiliki kemerdekaan dalam menuangkan gagasan-gagasan dan mempublikasikannya.

Tiga Aspek Merdeka Menulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun