Kemiskinan, apakah itu? Apa pula kemiskinan ektrem? Adakah cara mengatasi kemiskinan, termasuk kemiskinan ektrem itu? Jika ada, apa sajakah?
Itulah sederet pertanyaan yang akan berusaha ditemukan jawabannya dalam artikel sederhana ini. Dimulai dari mendefiniskan kedua istilah tersebut, berlanjut dengan menjelaskan tentang beberapa upaya untuk menanggulangi kemiskinan.
Mendefiniskan Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep yang berkaitan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs).
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Orang yang tergolong miskin biasa memiliki pengeluaran Rp15.750 per hari atau Rp472.525 per bulan. Sementara itu, yang tergolong miskin ekstrem adalah orang yang kebutuhan atau pengeluaran sehari-harinya hanya Rp10. 739 per hari atau Rp322.170 per bulan.
Dengan kategori seperti ini, pembaca bisa membayangkan betapa mengenaskannya keadaan mereka yang tergolong miskin, apalagi yang mengalami kemiskinan ekstrem. Betapa sulitnya kehidupan mereka.
Data Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem
Bagaimana kondisi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Indonesia?Â
Data BPS per Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan trend menurun menjadi 9,03 persen dari 9,36 persen pada Maret 2023. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang. Angka kemiskinan ekstrem sekarang 0,82 persen (Kompas, 27 Agustus 2024).Â