Tinggal tersisa waktu kurang dari 3 bulan untuk mengejar target nol persen sebelum pemerintahan presiden Joko Widodo berakhir. Kini pemerintah mengejar terget nol persen ini agar tercapai.
Pemerintah mengakui bahwa tidak mudah mencapai target nol persen itu dalam waktu tiga bulan mendatang meski kemiskinan ekstrem sekarang sudah berada di angka 0,83 persen.
Mengapa? Karena, kemiskinan itu menyangkut mereka yang tidak bekerja karena beberapa alasan, tinggal jauh di pelosok yang sulit dijangkau, dan ada juga sering berpindah-pindah.
Kemiskinan juga bersifat kompleks, menyangkut akses terhadap makanan, air bersih, sanitasi, kesehatan dan akses informasi terhadap layanan sosial.
Selain itu, setiap kemiskinan ekstrem memiliki permasalahannya tersendiri sehingga pendekatan dalam mengatasinya tidak bisa diseragamkan.
Strategi Penanggulangannya
Terhadap kemiskinan dan kemiskinan ektrem dibutuhkan usaha keras dari berbagai pihak untuk menanggulangi atau mengatasinya.
Pertama-tama adalah peran pemerintah pusat. Pemerintah pusat melalui kementerian terkait bisa menggelontorkan bantuan sosial bagi masyarakat miskin dan miskin ektrem ini.
Upaya-upaya yang sudah dilakukan mesti diintensifkan dan terus digiatkan sehingga bisa mengurangi jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah pusat tidak akan mampu bekerja dengan baik tanpa didukung oleh pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kota/kabupaten.
Pemerintah daerah seyogianya juga memprioritaskan program penanggulangan kemiskinan di daerahnya. Sinergitas antara ketiga level pemerintahan itu mesti dikuatkan.