Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Kita

25 Agustus 2024   04:19 Diperbarui: 25 Agustus 2024   16:02 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Perjalanan Kita (Sumber gambar:kompas.com).

Teringat suatu masa dulu

Ketika sang angin, sang hujan dan badai bersatu menyerbu rumah kita

Dan, rumah kita hancur, rata dengan tanah. 

Kemudian lenyap tak berbekas.

Kita pun bingung dan bertanya kala itu.

Entah bergumam, entah berteriak

Mengapa, bagaimana, dan kita 'kan ke mana

Begitu berulang kali,  silih-berganti

***

Tetapi, ketika waktu terus bergulir

Dalam kehampaan yang semakin pekat

Sayup-sayup terdengar panggilan

Dengan nada pelan dan lembut: kemarilah wahai anak-anakku. 

Janganlah engkau bingung, jangan resah, jangan pula khawatir

Kan kuberi rumah baru untuk engkau tempati.

Tak lagi di pusat kota, tapi di ujung desa.

Kita semua serempak mengangguk dan berkata: inggih sang prabu, titiang setinut.

Kita bergegas dan mulai menjadi penghuni rumah itu.

Kendati tak selalu di situ, berpindah sewaktu-waktu sesuai titah sang prabu.

Dan kita semua berhasil selamat. 

***

Tahun demi tahun berlalu

Sebagian dari kita sudah dipanggil pulang

Sebagian lagi masih ada di sini, mengisi hari-hari

Dengan sujud syukur yang selalu mengiringi

Lihatlah, di depan kita masih terbentang jalan

Entah seberapa luas, entah seberapa jauh. 

Tetapi, milik kita yang sejati hanyalah hari ini.

Hari yang penuh anugerah

Mari kita isi agar menjadi berarti.

*** 

Catatan: titiang setinut (bahasa Bali) artinya saya menuruti petunjuk. 

Pancasari, 25 Agustus 2024. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun