Dalam kehampaan yang semakin pekat
Sayup-sayup terdengar panggilan
Dengan nada pelan dan lembut: kemarilah wahai anak-anakku.Â
Janganlah engkau bingung, jangan resah, jangan pula khawatir
Kan kuberi rumah baru untuk engkau tempati.
Tak lagi di pusat kota, tapi di ujung desa.
Kita semua serempak mengangguk dan berkata: inggih sang prabu, titiang setinut.
Kita bergegas dan mulai menjadi penghuni rumah itu.
Kendati tak selalu di situ, berpindah sewaktu-waktu sesuai titah sang prabu.
Dan kita semua berhasil selamat.Â
***