Jika diurai lebih jauh -- menurut penulis, merdeka membaca memiliki beberapa aspek.
Pertama, merdeka memilih bacaan.
Sumber bacaan terkait erat dengan bacaan yang dibutuhkan. Apa bacaan yang dibutuhkan? Antara lain adalah bacaan yang sesuai dengan tugas dan kewajiban seseorang.
Misalnya, seorang mahasiswa akan memilih buku yang sesuai dengan studi yang tengah ditekuninya. Tanpa buku, akan sulit baginya untuk tumbuh-kembang di dalam dunia ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, ada juga bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan minat si pembaca. Ya, seorang pembaca bebas memilih bacaan sesuai minat atau kesenangannya.
Mungkin dia suka membaca buku-buku tentang pengembangan diri, membaca tentang manajemen, tentang kepemimpinan, tentang teknologi komputer, dan seterusnya. Mungkin juga ia berminat tentang bahasa, sehingga akan memperdalam bidang yang satu ini dengan sungguh-sungguh.
Ia mesti merdeka dalam menentukan sumber bacaan yang dipilihnya selaras dengan minat atau ketertarikannya yang kuat terhadap bidang tersebut.
Kedua, merdeka dalam membaca.
Membaca adalah proses menyerap isi buku bacaan. Isi buku itu bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, dan penambah wawasan lainnya.
Dengan membaca, orang akan bertambah pengetahuannya. Ini sudah pasti. Semakin intens ia membaca, semakin luas dan/atau dalam juga pengetahuan yang bersangkutan.
Filsuf Rene Descartes pernah menulis bahwa "membaca semua buku yang bagus layaknya sebuah percakapan dengan pemikiran terbaik di abad-abad sebelumnya."