Untuk menggantikannya, perusahaan harus merekrut dan menyeleksi karyawan baru lagi. Kemudian, mesti melatih mereka agar mampu mengerjakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepada mereka.
Hal ini tentu saja membuat terjadinya pembengkakan biaya pada perusahaan, mulai dari proses rekrutmen, seleksi hingga pelatihan sampai yang bersangkutan siap bekerja.
Di samping itu, jika terlalu sering terjadi keluar-masuk karyawan, maka semangat kerja karyawan yang masih bertahan di perusahaan akan terpengaruh. Semangat dan gairah kerja jadi menurun karena banyaknya karyawan yang resign dari perusahaan.
Dari gairah kerja yang merosot ini bukan tidak mungkin bergerak ke tingkat turnover intension atau niat dan keinginan untuk keluar juga dari perusahaan tempatnya bekerja.
Jika demikian halnya, maka produktivitas perusahaan bakal menurun. Pertama lantaran ada sejumlah karyawan yang resign dan yang kedua karena menurunnya semangat kerja karyawan yang masih bertahan bekerja di perusahaan.
Penyebab Terjadinya Turnover
Kalau dicermati, ada beberapa penyebab mengapa turnover sering terjadi di dalam perusahaan. Hanya empat penyebab yang dikemukakan di sini, dari banyak penyebab lainnya.
Pimpinan perusahaan mesti mencermati faktor-faktor penyebab ini agar bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dan antisipasi untuk meminimalkan turnover di masa yang akan datang.
Pertama, kompensasi dari perusahaan.
Persoalan kompensai menjadi salah satu faktor yang seringkali menjadi dalih mengapa seseorang resign dari perusahaan. Mereka merasa tidak puas dengan kompensasi yang selama ini diperoleh.
Kompensasi dimaksud bukan hanya gaji, juga tunjangan jabatan, tunjangan kinerja, dan lainnya. Semua komponen dari kompensasi ini bisa menjadi faktor yang menentukan bagi karyawan, apakah tetap bertahan atau keluar dari perusahaan.
Oleh karena itu, penting sekali bagi pemegang kebijakan di perusahaan untuk memperhatikan kompensasi bagi karyawan.