Dari hasil ujian itu akan dapat diketahui peringkat para peserta sesuai kemampuannya. Kalau peringkatnya bagus, katakanlah peringkat satu sampai lima, maka mereka akan mendapatkan atensi dari pimpinan perusahaan.
Capaian dalam pemeringkatan ini bisa menjadi bahan pertimbangan pimpinan perusahaan dalam mengkaderisasi calon-calon pemimpin masa depan. Jadi, pelatihan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan karyawan dan men-setting seperti apa penanganannya ke depan.
Ketiga, untuk menanamkan rasa memiliki dan loyalitas karyawan.
Setiap pimpinan perusahaan tentu akan berusaha menanamkan rasa memiliki (sense of belonging)Â karyawan terhadap perusahaan.
Dalam pelatihan, rasa memiliki perusahaan ini benar-benar ditanamkan. Dengan rasa memiliki yang besar, diharapkan karyawan akan bekerja dengan baik dan dengan kinerja yang membanggakan.
Selain itu, pada saat pelatihan juga ditanamkan loyalitas atau kesetiaan karyawan terhadap perusahaan. Dengan loyalitas ini, karyawan akan merasa bangga dengan perusahaan tempatnya bekerja, bersedia memberikan waktu, tenaga, dan pemikirannya demi kemajuan perusahaan.
Di samping itu, dengan penguatan loyalitas ini diharapkan bisa memperkecil kemungkinan terjadinya keluar masuk karyawan (turn over) yang merugikan perusahaan.
Keempat, untuk memperkuat kerja sama.
Pelatihan bisa menjadi kesempatan yang baik untuk membangun kerja sama antarkaryawan. Di dalam pelatihan, para karyawan saling mengenal satu sama lain, saling bekerja sama dalam tim, dan memiliki perasaan senasib.
Hal ini akan menjadi modal yang sangat baik ketika mereka mulai bekerja. Â Hubungan baik yang sudah terbentuk akan mewujud dalam praktik kehidupan berorganisasi dalam berbagai bentuk kerja sama. Â
Dan, kemampuan bekerja sama menjadi modal utama dalam membawa perusahaan mencapai keberhasilan secara berkesinambungan.