Selanjutnya, kemampuan berpikir analitis pada dasarnya adalah pola berpikir yang berlandaskan pada usaha mengadakan pemetaan masalah, menemukan bagian-bagian dari suatu masalah, dan menunjukkan hubungan antar bagian-bagian, dan penyelesaian masalah.
Dengan kemampuan berpikir seperti itu, generasi penerus bangsa ini sudah terbekali untuk menata hidup. Ya, bekal untuk maju sekaligus menghadapi berbagai persoalan dalam hidup dan cara mengatasinya.
Kemampuan sosial dan emosional
Kesempatan mengenyam pendidikan yang berkualitas di berbagai level memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, juga akan berkembang kemampuannya secara emosional.
Di dunia pendidikan, anak-anak akan bergaul dengan semasa siswa, juga para guru. Pergaulan ini akan membantu mereka belajar bagaimana seyogianya berinteraksi atau berkomunikasi dengan baik. Hal ini berlanjut hingga perguruan tinggi.
Dengan interaksi itu, generasi muda juga bisa mengasah kemampuan emosionalnya dengan baik. Misalnya, bagaimana menghargai pendapat yang berbeda, berempati, bersimpati, bersopan satun, dan sikap positif lainnya.
Kemampuan emosional dan sosial ini akan menjadi modal utama dalam menjalani kehidupan sehingga ia mampu bergaul dengan baik di tengah masyarakat.
Membangun kepercayaan diri
Pendidikan yang baik akan memberikan keandalan bagi pesertanya. Baik di bidang ilmu pengetahuan, keterampilan atau keahlian, kemampuan berpikir, tata krama, dan moralitas.
Semua itu akan membawa seseorang sebagai pribadi yang memiliki rasa percaya diri yang baik dalam pergaulan. Dengan bekal pendidikan pula, yang bersangkutan akan mempunyai kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu atau mengatasi persoalan.