Sebaliknya, gaya hidup yang satu ini lebih menekankan pada pemaknaan terhadap proses tindakan atau kegiatan, yang darinya terdapat sejumlah manfaat yang bisa dipetik. Mari kita kupas detailnya.
Pertama, hasil kerja lebih baik. Mengapa slow living bisa mengantarkan seseroang pada kualitas kerja yang lebih baik? Karena, pada saat mengerjakan kita akan fokus pada satu pekerjaan saja.
Pikiran, tenaga, dan segenap sumber daya yang ada tidak terdistraksi oleh hal-hal lain. Seperti fokus cahaya suryakanta yang bisa membakar kertas, upaya fokus pada satu pekerjaan akan lebih menjamin hasil yang jauh lebih baik.
Kedua, terapkan skala prioritas. Mungkin kita memiliki lebih dari satu pekerjaan atau tugas yang mesti diselesaikan.
Untuk mengerjakannya, tetapkan skala prioritas terlebih dahulu. Mana pekerjaan yang lebih penting dan mendesak, itulah yang diutamakan. Sedangkan yang lain, bisa kita kerjakan setelahnya.
Dalam mengerjakannya pun mesti secara bertahap, sedikit demi sedikit. Mengurai pekerjaan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan membuat kita merasa lebih ringan dalam mengerjakannya.
Berbeda halnya kalau kita memandang sebuah pekerjaan sebagai pekerjaan besar yang memberatkan dan bisa melunturkan semangat. Akan jauh lebih mudah mengerjakan pekerjaan yang besar dengan memilahnya menjadi bagian-bagian kecil.
Seperti menulis buku setebal tiga ratus halaman, kita bisa cicil menulisnya setiap hari 3-4 halaman, misalnya. Lambat-laun akan menjadi buku setebal yang kita harapkan.
Ketiga, lakukan mindfulness. Artinya, hayati setiap apa yang sedang kiat kerjakan. Hindari membiarkan pikiran ke mana-mana sembari mengerjakan sesuatu. Fokus ke pekerjaan itu, nikmati prosesnya dengan penuh kesadaran.
Dengan mindfulness, kita menjadi benar-benar menyadari apa yang kita lakukan saat ini dan berfokus padanya untuk hasil yang lebih baik.