Pertama, pastikan dulu masalah yang sedang dihadapi. Identifikasi masalah tersebut. Ajukan pertanyaan, apakah ini masalah yang sebenarnya. Tidakkah ini hanya gejala-gejalanya saja?
Seperti halnya seorang dokter yang menghadapi pasien yang sakit kepala. Tentu saja dokter harus mendiagnosis lebih jauh untuk mengetahui sumber penyakit yang sebenarnya, tidak sekadar mengatasi sakit pasien dengan meresepkan obat sakit kepala.
Jadi, identifikasi masalah harus benar terlebih dahulu. Kalau identifikasi ini salah, maka akan salah dalam penanganannya. Hal ini penting untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.
Kedua, kumpulkan data dan informasi. Langkah kedua ini sangat penting bagi pengambil keputusan (decision maker) agar memperoleh referensi yang memadai. Menggali data dari sejumlah pihak, mendapatkan informasi atau keterangan dari berbagai pihak, menjadi hal yang urgen.
Seorang pemimpin atau manajer hendaknya menghindari pengambalilan keputusan berdasarkan insting an sich. Ini berbahaya, apalagi hendak mengambil keputusan yang mempengaruhi nasib banyak orang.
Ia harus selalu berusaha memperlengkapi diri dengan data dan informasi yang relevan. Semakin lengkap referensi yang dimilikinya akan semakin baik.
Ketiga, membuat alternatif pilihan. Setelah mengumpulkan data dan informasi, kini saatnya untuk membuat sejumlah alternatif pemecahan masalah.
Cobalah menyusun dua atau lebih alternatif untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dasari dengan data dan informasi yang sudah dikumpulkan sebelumnya.
Pada tahapan ini, pengambil keputusan dituntut berpikir kreatif dan berpikir terbuka (open minded). Jangan biarkan pikiran terkungkung oleh persepsi bahwa hanya ada satu jalan keluar. Bebaskan pikiran, dan buatlah beberapa alternatif untuk menyelesaikan masalah.
Keempat, mempertimbangkan setiap alternatif. Tahapan keempat ini adalah saat untuk mengevaluasi alternatif yang sudah dirancang sebelumnya: mempertibangkan kelebihan dan kekurangan, keuntungan dan kerugian setiap alternatif. Â Pertimbangkan semuanya, termasuk risiko yang mungkin ditimbulkannya.
Pertimbangan ini bisa dilakukan oleh pemimpin organisasi dengan melibatkan tim. Kehadiran tim ini sangat penting untuk memberi pertimbangan-pertimbangan, kendati keputusan akhir ada pada pemimpin sebagai decision maker.