Dengan kata lain, buku yang disediakan bukan lagi apa yang menjadi kewajiban anak-anak untuk mempelajarinya, melainkan buku-buku yang menambah dan melengkapi pengetahuan anak-anak.
Mesti dicermati jenis buku yang diadakan. Buku-buku seperti apa yang paling disukai oleh para siswa. Mungkin buku novel, buku cerita, buku dongeng, buku pengayaan lainnya yang mendukung pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari.
Selanjutnya, para guru seyogianya juga mengusahakan agar pelajaran yang diajarkannya dikaitkan dengan buku-buku yang terdapat di perpustakaan sekolah. Sesekali, tugaskanlah siswa untuk menggali informasi dari perpustakaan.
Para guru harus pandai mengaitkan antara mata pelajaran yang dibawakannya dengan koleksi buku di perpustakaan sekolah.
Untuk itu, guru harus tahu betul koleksi buku yang ada di perpustakaan, terutama buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diampunya.
Di samping itu, sebagaimana halnya para orangtua, guru-guru di sekolah pun hendaknya menjadi figur teladan dalam hal membaca buku.
Di sela-sela jam mengajar, seyogianya disempatkan hadir ke perpustakaan dan menambah pengetahuannya secara berkesinambungan.
Nah, kalau dorongan membaca sudah dilakukan di rumah serta di sekolah, dapat diharapkan kegemaran membaca anak-anak akan semakin baik. Selain itu, waktu yang tersita untuk bermain gadget pun secara perlahan-lahan bisa dikurangi.
Dengan kegemaran membaca, harapan terwujudnya generasi cerdas akan menjadi kenyataan. Saatnya kita mulai!
(I Ketut Suweca, 29 Mei 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H