Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Tips Manjur untuk Keluar dari Kebiasaan Overthinking

20 Mei 2022   09:35 Diperbarui: 21 Mei 2022   14:42 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop over thinking karena itu tidak sehat(Sumber gambar: kampuspsikologi.com).

Bayangkan otak kita memikirkan berbagai hal sekaligus. Kita memikirkan banyak hal tentang masa lalu dan bersama dengan itu juga mengkhawatirkan masa depan. Ditambah pula dengan memikirkan masa sekarang, saat ini. Betapa berat pikiran kita menanggungnya.

Masa lalu tetaplah menjadi masa lalu yang tidak akan bisa diubah karena sudah lewat. Masa lalu sudah menjadi catatan perjalanan yang sudah pernah dijalani.

Masa depan tetaplah masa depan, belum hadir di hadapan kita, kendati mesti kita rencanakan di suatu waktu. Memikirkan masa depan secara terus-menerus sungguh membebani pikiran dan mental kita.

Kalau demikian halnya, mengapa kita membebani pikiran tentang masa lalu dan masa depan sekaligus? Mengapa kita tidak fokus saja pada saat sekarang, saat yang bisa kita pikirkan dan usahakan?

Alangkah baiknya jika kita memfokuskan pikiran pada masa kini saja dan melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasilan. Sebab, hanya masa kini atau saat sekarang sajalah yang bisa kita upayakan. Masa lalu dan masa depan, tidak.

Stop over thinking karena itu tidak sehat(Sumber gambar: kampuspsikologi.com).
Stop over thinking karena itu tidak sehat(Sumber gambar: kampuspsikologi.com).

Ketiga, pikirkan hanya yang berada dalam kontrol saja.

Ada dua faktor yang menentukan ketika kita mengusahakan sesuatu. Pertama adalah faktor yang berada di dalam kontrol dan yang kedua adalah yang berada di luar kontrol kita.

Hanya hal-hal yang berada di dalam kontrol atau kendali kita yang bisa kita ubah atau usahakan. Sedangkan, yang berada di luar kontrol kita sepenuhnya tidak bisa kita usahakan atau kita ubah.

Misalnya, pada saat berkendara kita sudah berhati-hati, tiba-tiba dari depan muncul sebuah kendaraan berkecepatan tinggi mengambil haluan kita. Lalu, seketika kita banting setir berusaha menghindari kendaraan itu agar tidak sampai terjadi tabrakan.

Upaya menghindari tabrakan berada dalam kontrol dan usaha kita. Sedangkan, yang di luar kontrol kita adalah perilaku berkendaraan yang mengebut dan mengambil haluan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun