Bayangkan otak kita memikirkan berbagai hal sekaligus. Kita memikirkan banyak hal tentang masa lalu dan bersama dengan itu juga mengkhawatirkan masa depan. Ditambah pula dengan memikirkan masa sekarang, saat ini. Betapa berat pikiran kita menanggungnya.
Masa lalu tetaplah menjadi masa lalu yang tidak akan bisa diubah karena sudah lewat. Masa lalu sudah menjadi catatan perjalanan yang sudah pernah dijalani.
Masa depan tetaplah masa depan, belum hadir di hadapan kita, kendati mesti kita rencanakan di suatu waktu. Memikirkan masa depan secara terus-menerus sungguh membebani pikiran dan mental kita.
Kalau demikian halnya, mengapa kita membebani pikiran tentang masa lalu dan masa depan sekaligus? Mengapa kita tidak fokus saja pada saat sekarang, saat yang bisa kita pikirkan dan usahakan?
Alangkah baiknya jika kita memfokuskan pikiran pada masa kini saja dan melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasilan. Sebab, hanya masa kini atau saat sekarang sajalah yang bisa kita upayakan. Masa lalu dan masa depan, tidak.
Ketiga, pikirkan hanya yang berada dalam kontrol saja.
Ada dua faktor yang menentukan ketika kita mengusahakan sesuatu. Pertama adalah faktor yang berada di dalam kontrol dan yang kedua adalah yang berada di luar kontrol kita.
Hanya hal-hal yang berada di dalam kontrol atau kendali kita yang bisa kita ubah atau usahakan. Sedangkan, yang berada di luar kontrol kita sepenuhnya tidak bisa kita usahakan atau kita ubah.
Misalnya, pada saat berkendara kita sudah berhati-hati, tiba-tiba dari depan muncul sebuah kendaraan berkecepatan tinggi mengambil haluan kita. Lalu, seketika kita banting setir berusaha menghindari kendaraan itu agar tidak sampai terjadi tabrakan.
Upaya menghindari tabrakan berada dalam kontrol dan usaha kita. Sedangkan, yang di luar kontrol kita adalah perilaku berkendaraan yang mengebut dan mengambil haluan itu.