Ketiga, sudahkah kita bersyukur hari ini?
Orang yang selalu ingat bersyukur adalah dia yang memiliki keimanan yang kuat. Bersyukur menyiratkan bahwa yang bersangkutan mengakui dan menyadari bahwa Tuhan terlibat dalam setiap usahanya.
Bersyukur berarti pengakuan bahwa semua pencapaian yang diperoleh adalah berkat campur tangan Tuhan, bukan melulu dari usaha sendiri. Jadi, bersyukur hendaknya menjadi hal yang wajib dilakukan dengan penuh kesadaran.
Ada orang yang lupa bersyukur karena pikirannya dipenuhi oleh berbagai keinginan. Ya, keinginan untuk memiliki banyak hal. Keinginan demi keinginan tersebut membuatnya selalu merasa tidak puas dan selalu merasa kurang.
Keinginan itu -- jika dituruti, tak akan pernah terpuaskan, bukan? Ketika dipenuhi pun, pasti akan datang keinginan-keinginan lainnya yang kian merajalela.
Tetapi, tidak bolehkah kita menginginkan sesuatu? Mengapa tidak? Memiliki keinginan itu tentu saja wajar, namun membiarkan diri terlena dalam keinginan-keinginan yang tak berkesudahan dan tidak terkontrol sama saja dengan memelihara rasa tidak puas dan stres dalam hidup.
Orang memfokuskan diri pada keinginan tidak akan pernah merasa puas. Sebaliknya, orang yang memilih lebih banyak bersyukur akan mudah merasa puas atas capaiannya, sesederhana apa pun itu. Itulah alasan mengapa beberapa orang yang sudah kaya raya merasa tidak puas dengan pencapaiannya.
Mungkin ia sudah lupa bersyukur masih bisa bernafas, masih bisa bangun pagi, lupa bersyukur bisa makan hari ini. Lupa bersyukur memiliki tubuh yang sehat, lupa bersyukur sudah memiliki istri dan anak yang sehat dan berbudi pekerti baik.
Tatkala semua itu dilupakan, maka ketidakpuasan hidup pasti akan sangat terasa. Bahkan orang yang dikerubungi keinginan cenderung tidak bisa menghayati hidupnya.
Konsep hidup bahagia adalah hidup dengan selalu bersyukur atas semua karunia Ilahi. Tentu saja dibarengi dengan berusaha menjadi lebih baik tanpa harus dicekoki oleh keinginan yang tidak terkendali.
Semakin banyak bersyukur semakin tenang dan damai hidup ini. Semakin ikhlas juga kita dalam menerima keadaan. Â