Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Persiapan Terpenting Saat Memasuki Masa Pensiun!

16 Mei 2022   09:14 Diperbarui: 16 Mei 2022   12:01 25920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan Anda pensiun? Besok, sebulan lagi, setahun lagi, 5 tahun lagi, atau sepuluh tahun lagi? Seperti halnya hidup pada umumnya, pensiun pun mesti dipersiapkan dengan baik.

Persiapan yang baik akan membawa kita memasuki masa pensiun dengan hati yang tenang dan damai.

Waktu Berleha-leha?

Banyak orang merasa bahwa masa pensiun adalah masa di mana orang tidak perlu bekerja lagi, tidak perlu melakukan apapun.

Karena pada saat masih aktif bekerja di kantor sudah menghabiskan banyak waktu dan sumber daya lainnya, maka pensiun adalah waktu untuk berleha-leha tanpa mengerjakan apa pun.

Hasil dari bekerja puluhan tahun sebelumnya sudah nyata ada. Anak-anak juga sudah dewasa dan sudah bisa mandiri, mereka sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhan hidupnya.

Persiapan Mental

Orang yang menjelang pensiun pertama-tama mesti mempersiapkan diri terutama secara mental. Persiapan mental seperti apa?

Kebiasaan bekerja dan sibuk pada saat masih aktif, akan banyak berkurang. Banyak waktu yang tersisa tanpa kesibukan.

Perlu persiapan memasuki masa pensiun (Sumber gambar: cheapism.com).  
Perlu persiapan memasuki masa pensiun (Sumber gambar: cheapism.com).  

Selain itu, ketika masih bekerja di kantor atau perusahaan dulu, mungkin banyak fasilitas yang diperoleh. Misalnya, dulu Anda dijemput dengan mobil, dan begitu tiba di kantor ada staf yang mengucapkan selamat pagi dengan hormatnya.

Di samping itu, dulu gaji yang diterima lumayan besarnya. Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anak-anak hingga ke perguruan tinggi. Mungkin Anda tidak banyak mengalami kesulitan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Akan tetapi, semua fasilitas tersebut -- begitu Anda memasuki masa pensiun, tidak ada lagi. Sudah menjadi masa lalu. Hanya akan menjadi kenangan yang terkadang kita bangga-banggakan kepada anak-cucu dan orang lain.

Begitu pensiun, mungkin Anda tiba-tiba merasa kehilangan identitas diri. Kalau dulu jelas identitas tersebut seperti menjadi penguasa, pejabat, atau staf pada sebuah instansi atau perusahaan, kini tidak lagi.

Kalau dulu, dengan mudah bisa membeli apa yang diinginkan karena gaji yang relatif besar, kini mesti berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang.

Post Power Syndrome

Bagi mereka yang tidak siap memasuki masa pensiun -- berharap hidup seperti saat masih aktif, boleh jadi akan mengalami apa yang disebut dengan post power syndrome.

Post power syndrome didefinisikan sebagai suatu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti dengan menurunnya harga diri.

Ada juga orang menyebut sebagai retirement syndrome sebagai istilah umum yang dihadapi oleh para pensiunan.

Pentingnya Kesiapan Mental

Lalu, bagaimana mengatasi post power syndrome pasca pensiun? Kalau dirinci hal-hal yang berkaitan dengan cara mengatasi perasaan kehilangan harga diri setelah pensiun, ada banyak. Akan tetapi, dari semua itu, kesiapan mental adalah yang paling penting.

Menjelang memasuki masa pensiun hendaknya kita menyadari bahwa pensiun itu pasti terjadi, pasti akan datang, cepat atau lambat. Pensiun itu tidak bisa ditolak.

Semua orang akan memasukinya, mengalaminya. Jadi, bukan Anda satu-satunya orang yang memasuki masa pensiun. Jadi, dibawa santai saja.

Tetap Beraktivitas

Yang terpenting, jangan pernah berhenti beraktivitas begitu memasuki masa pensiun. Hanya intensitasnya saja yang dikurangi.

Kalau sebelumnya hari-hari Anda dipadati dengan berbagai kesibukan, saat pensiun waktu Anda menjadi relatif lebih longgar. Tetapi, isilah waktu ada dengan berbagai aktivitas atau kegiatan yang positif dan berguna.

Berhati-hatilah, jangan juga terlalu memforsir diri seperti dilakukan semasih aktif dengan target-target yang ketat. Hindari bekerja dengan penuh tekanan. Bekerja hendaknya jangan menjadi beban.

Tetap beraktivitas kendati sudah pensiun (Sumber gambar: sg.style.yahoo.com).  
Tetap beraktivitas kendati sudah pensiun (Sumber gambar: sg.style.yahoo.com).  

Menekuni Passion

Jangan lupa mempersiapkan hal-hal apa saja yang akan Anda lakukan saat pensiun nanti. Kegiatan yang Anda rencanakan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mengisi waktu, bahkan juga untuk menjalani passion Anda.

Ketika masih menjadi orang kantoran, mungkin tidak ada waktu untuk menekuni apa yang menjadi passion. Apalagi pekerjaan Anda sama sekali tidak berkaitan dengan passion Anda. Nah, kinilah saatnya menekuni apa yang menjadi panggilan jiwa Anda yang sesungguhnya.

Terkait ini, ada yang memiliki passion melukis, pada saat pensiun ia menekuni dunia melukis yang diimpikannya sejak lama.

Ada yang memiliki passion menulis atau mengarang, pada saat pensiun dia bisa secara lebih intensif menekuni dunia kepenulisan.

Ada yang terpanggil jiwanya dengan memasak, setelah pensiun dia memutuskan untuk menekuni aktivitas ini dan mengembangkan menjadi pekerjaan yang menarik, menghasilkan,  dan membahagiakan.  

Menjaga Kesehatan

Selain itu, hendaknya disadari bahwa semakin tua usia, semakin rentan terkena penyakit. Ada banyak kemungkinan penyakit yang datang di masa tua, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan jantung, dan lainnya.

Untuk menghadapi semua itu, maka hendaknya kesehatan menjadi prioritas. Jangan pernah menomorduakan apalagi mengabaikan kesehatan.

Kesehatan menjadi mutlak perlu agar hidup terasa nyaman dan bisa beraktivitas dengan baik. Tanpa kesehatan, semua keberhasilan tidak ada artinya.

Banyak orang menganjurkan agar kita menjaga kesehatan mulai dari makanan, di samping pikiran. Makanan yang sehat adalah sumber energi yang membawa kita pada kondisi fisik yang baik.

Hidup Sehat ala Jepang

Masyarakat Okinawa, Jepang, dengan kebijakan hidup yang terkenal dengan istilah "Ikigai", mengajurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat yang bersumber dari alam, yakni berbagai jenis sayur-sayuran dan buah buahan.

Sebaliknya, hindari mengonsumsi makanan instan yang terkadang disertai dengan bahan pengawet dan pewarna buatan.  

Sangat dianjurkan untuk tidak menyesaki perut dengan makanan.  Salah satu ucapan yang paling umum di Okinawa adalah "hara hachi bu" yang berarti "isi perut Anda sampai 80 persen." Secara sederhana dapat dikatakan, sudahi makan sebelum kenyang.

Menurut ajaran Ikigai, kunci untuk tetap hidup sehat adalah dengan mengonsumsi lebih sedikit kalori, tetapi mengonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.

Disebutkan, pembatasan kalori merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menjaga kesehatan dan menambah tahun ke umur kita.

Jadi, ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan menjelang pensiun. Mesti disadari bahwa pensiun adalah keadaan yang akan dialami bagi siapa pun yang bekerja kantoran atau perusahaan.

Kendati sudah pensiun, tetaplah beraktivitas dan tekuni passion. Dan, yang terpenting, jaga kesehatan dengan pola makan yang sehat.

(I Ketut Suweca, 16 Mei 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun