Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengeluh Itu Perlu, Tidak Perlu, Perlu Tidak?

9 Mei 2022   19:14 Diperbarui: 9 Mei 2022   19:15 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang mengeluh (Sumber gambar: wattpad.com).

Masih ada faktor lain di luar itu, di antaranya adalah dosen penilai. Bagaimana pendapat atau penilaian dosen terhadap jawaban ujian, ini juga berpengaruh terhadap besaran nilai yang kita peroleh.

Artinya, ada faktor luar yang uncontrollable yang mesti kita sadari. Ada yang bisa kita usahakan, dan ada juga yang tidak bisa kita kendalikan. Dalam konteks ujian, yang kita bisa usahakan adalah belajar dengan sebaik-baiknya. Sedangkan,  penilaian dosen adalah bagian yang berada di luar kendali kita.

Kalau hal penting seperti ini kita sadari, maka kecenderungan mengeluh jauh lebih kecil. Kita akan lebih bisa menerima keadaan atau hasil, terutama terhadap adanya faktor penentu yang berada di luar kontrol kita.

Keempat, berkontribusi untuk menjadi lebih baik.

Kalau harus juga mengeluh, maka keluhan hendaknya tidak berhenti pada keluhan, melainkan ada solusi yang ditawarkan. Ada banyak orang yang doyan mengeluh, tapi tidak memberikan pertimbangan atau masukan bagaimana bisa keluar dari keadaan. Mereka berhenti di tingkat mengeluh atau menyalahkan pihak lain saja.

Ada juga yang terkadang mengeluh, tetapi mencoba berusaha memberikan alternatif jalan keluar dari permasalahan. Tidak hanya sebatas pemikiran, ia juga langsung bertindak demi kebaikan.

Misalnya, gang di depan rumahnya mengalami kerusakan. Ada lobang menganga yang cukup membahayakan pengendara yang melewatinya.  Ia tak hanya mengeluh dan menunggu agar pemerintah atau pihak lain memperbaikinya, melainkan berinisiatif menutup kerusakan itu tanpa perlu menyalahkan siapa pun.

Contoh lain, ada orang tidak berpunya di sekitar rumahnya. Alih-alih menyalahkan pemerintah yang dipandang tidak peduli terhadap orang seperti ini, dia memilih segera membantu memberikan jalan untuk mengajukan permohonan bantuan. Atau, dia sendiri memilih turun-tangan memberikan bantuan pendidikan bagi anak orang miskin itu semampunya.

Kehidupan hendaknya jangan diisi dengan keluhan demi keluhan semata. Seyogianya diisi dengan usaha dan rasa syukur, juga berkontribusi kepada sesama sekecil apapun itu.

Hidup akan menjadi lebih damai dan bahagia dengan menerapkan filosofi life without complaint.  Sulitkah? Mungkin ya, tapi mesti kita usahakan. Minimal dikurangi kebiasaan mengeluh itu.

(I Ketut Suweca, 9 Mei 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun