Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hello Tampaksiring dan Ubud, Kami Sudah Datang!

30 April 2022   20:31 Diperbarui: 1 Mei 2022   03:21 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Water pool di sebuah villa di Ubud, Gianyar (Sumber: dok. pribadi).

Ke mana Anda bepergian saat liburan seperti ini? 

Adakah tempat wisata yang akan Anda tuju? 

Atau, memilih pulang kampung bertemu keluarga setelah lama tidak bersua? 

Semoga perjalanan dan liburan Anda menyenangkan.

Sembahyang dan Berlibur

Saya bersama keluarga memilih sembahyang dus berlibur. Sembahyang ke sebuah tempat ibadah yang ada di Bali, tepatnya di Tampaksiring.

Nah, Anda yang sudah pernah berkunjung ke Bali bisa menebaknya. Namanya Pura Tirta Empul, di Tampaksiring, Kab. Gianyar.

Anda mungkin sudah pernah berkunjung ke tempat ini. Di sini ada sebuah tempat sembahyang umat Hindu sekaligus merupakan tempat wisata spiritual. Letaknya yang di ketinggian, taman dan lingkungannya yang indah, bersih, dan sejuk, membuat para pengunjung merasa betah berlama-lama di sini.

Pura Tirta Empul yang terletak berdampingan dengan Istana Presiden Tampaksiring, juga menjadi tempat melukat bagi umat Hindu, bahkan bagi pengunjung dari berbagai negara di dunia.

Di antara pengunjung, ada yang sekadar ingin melihat-lihat keindahan tempat tersebut. Ada juga yang datang untuk melukat atau pembersihan lahir-batin dengan air suci yang keluar dari belasan pancuran di tempat itu.

Pura Tirta Empul

Kami tiba di Pura Tirta Empul sekitar pukul 11.30. Begitu mendekati halaman parkir Pura setempat, sudah tampak banyak sekali kendaraan diparkir, nyaris memenuhi areal parkir yang luas di depan Pura.

Beruntung kami masih menemukan tempat yang kosong sehingga tidak mengalami kesulitan sama sekali memarkir kendaraan. Setelah itu, kami pun bergegas masuk ke dalam (jeroan) untuk sembahyang.

Ada banyak pemedek (orang yang hadir untuk sembahyang) yang tampak sedang mencakupkan tangan di altar Tuhan.

Karena harus bergiliran, kami pun menunggu beberapa saat. Kami baru mulai menghaturkan banten (sesajen) dan diteruskan dengan sembahyang setelah rombongan sebelumnya selesai.

Usai sembahyang, kami lanjut kembali ke halaman parkir. Tidak langsung menuju kendaraan, melainkan istirahat sebentar di sebuah balai panjang yang terbuat dari kayu. Oleh desa setempat rupanya balai ini memang sengaja disediakan untuk pengunjung yang hendak beristirahat.

Ada banyak orang yang tempat beristirahat di situ. Ada yang sekadar duduk sambil minum, ada juga yang membuka bekal makanan yang dibawa dari rumah.

Kami sekeluarga pun nimbrung duduk di balai itu. Kami membuka bungkusan yang sudah kami siapkan dari rumah sejak pagi-pagi. Apa isinya? Apalagi kalau bukan sejumlah ketupat dengan daging ayam panggang, kacang, tempe, telor rebus, dan beberapa buah-buahan.

Karena sudah siang, kami berempat makan dengan lahap. Entah mengapa, makanan kali ini terasa lebih nikmat daripada biasanya. Mungkin lantaran lapar dan suasana sekitarnya yang sangat mendukung. Tidak lupa kami memesan minuman pelepas dahaga di warung  sebelah tempat kami duduk.

Bermalam di Ubud

Sekitar 1 jam 30 menit lamanya kami berada di Pura Tirta Empul. Dan, kini saatnya kami meluncur daerah wisata paling terkenal di Bali, yaitu Ubud. Jarak antara Tampaksiring tempat kami sembahyang dengan Ubud tempat kami akan menginap, hanya membutuhkan 27 menit perjalanan.

Jalan dari Tampaksiring menuju Ubud, lebih dari satu. Yang kami lewati adalah jalan kecil, melewati persawahan dan perkebunan yang memberikan pemandangan yang indah. Jalannya sedikit berliku, dan di beberapa tempat ada yang menanjak dan menurun.

Kami mesti berhati-hati melewatinya, terutama ketika kendaraan kami berpapasan dengan kendaraan lainnya. Jalan yang sempit benar-benar membutuhkan kehati-hatian dan kewaspadaan.

Akhirnya tibalah kami di tempat menginap, yaitu sebuah villa di bilangan Jl. Suweta, Ubud, Gianyar, Bali. Villa yang cukup terkenal ini tidak sulit ditemukan.

Tiba di villa-Ubud (Sumber: dok.pribadi).
Tiba di villa-Ubud (Sumber: dok.pribadi).

Berbekalkan panduan google map, semuanya menjadi jauh lebih mudah. Villa ini terletak di pinggir jalan utama sehingga memudahkan pengunjung menemukannya.

"Selamat sore, Bapak, Ibu," begitu sapa resepsionis setelah kami memarkir kendaraan tepat di depan villa. Resepsionis villa ini kemudian dengan sigap dan ramah menemui dan melayani keperluan kami untuk menginap semalam di situ.

Seraya menyelesaikan administrasi, kami disuguhkan welcome drink berupa anggur merah yang rasanya manis. Tak lama kemudian kami menuju kamar yang telah kami booking beberapa hari sebelumnya

Wow, ternyata sebuah kamar yang luas, lengkap, dan modern. Tersedia berbagai macam hal yang dibutuhkan layaknya sebuah hotel bintang lima.

Water pool di sebuah villa di Ubud, Gianyar (Sumber: dok. pribadi).
Water pool di sebuah villa di Ubud, Gianyar (Sumber: dok. pribadi).

Dari balkon di lantai dua kamar yang kami tempati, dengan leluasa kami bisa melihat pemandangan alam yang serba hijau. Di balkon inilah kami menulis artikel ini. 

Di bagian belakang villa ini tumbuh banyak tanaman kelapa, mangga, dan pohon peneduh lainnya. Semuanya tampak hijau, tumbuh subur menjulang ke langit. Di bawahnya, terdapat sebuah kolam renang (waterpool) yang lumayan luas. Airnya tampak biru jika dilihat dari lantai dua villa ini.

Di balkon tempat saya menulis artikel ini (Sumber: dok. pribadi).
Di balkon tempat saya menulis artikel ini (Sumber: dok. pribadi).

Setelah istirahat sejenak, kami pun turun dan menceburkan diri ke dalam kolam. Airnya terasa agak dingin dan menyegarkan. Dua anak kami menyusul belakangan.

Kami sungguh menikmati bermain di kolam bersama anak-anak kami yang sudah gede. Sesekali kami berfoto bersama, mengabadikan kebersamaan.

(I Ketut Suweca, 30 April 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun