Berkeliling melihat perpustakaan sekolah sungguh sangat menyenangkan. Apalagi menyaksikan para pengelola perpustakaan tekun dan suntuk bekerja. Mereka bekerja dengan tulus, membuat hati tersentuh ketika melihatnya.
Tugas Pengelola Perpustakaan
Hari demi hari para pustakawan atau pengelola perpustakaan dipenuhi dengan berbagai upaya untuk memberikan layanan yang terbaik.
Tidak seperti jauh sebelumnya, pengelola yang memperlihatkan wajah muram dan tidak bersemangat, belakangan banyak terlihat mereka menyunggingkan senyum di sudut bibir. Mereka melayani setiap pemustaka yang datang dengan bersemangat, ramah, dan bersahabat. Area perpustakaan pun kian tertata rapi.
Itulah gambaran umum dan sekilas tentang kondisi layanan perpustakaan sekolah yang penulis perhatikan belakangan ini. Tentu saja penulis menyampaikan apresiasi yang mendalam atas semua kemajuan yang dicapai dalam pengelolaan dan layanan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah masa kini dan nanti mesti menjadi sebuah tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Memberikan rasa nyaman dan tenang bagi para pemustaka. Semua itu terutama berawal dari kesungguhan dan kepiawaian para pengelola perpustakaan dalam menjalankan tugas mereka.
Tugas yang Mulia
Ketekunan, kesungguhan, dan inovasi dalam mengelola perpustakaan banyak tergantung pada persepsi terhadap tugas yang diemban.
Tugas sebagai pengelola perpustakaan adalah sebuah tugas yang mulia. Mengapa mulia? Karena pengelola perpustakaanlah yang dalam banyak hal terlibat dalam menyiapkan para siswa untuk meraih prestasi terbaiknya. Para pengelola perpustakaan membantu para siswa untuk mendapatkan buku-buku yang berguna untuk dipelajari.
Melalui buku-buku yang dibaca, para siswa akan bertambah kecerdasan dan pengetahuannya. Dengan bekal itu, mereka akan mampu berprestasi. Dengan prestasi yang dicapai, nama sekolah pun diharumkan. Itulah mengapa peran pustakawan dan pengelola perpustakaan merupakan salah satu kunci untuk membuka pintu kemajuan siswa dan sekolah.
Para pengelola perpustakaan sekolah seyogianya merasa bangga terhadap tugasnya. Mesti berbahagia bisa terlibat dalam pencerdasan para siswa di sekolah.
Menggelar Berbagai Lomba
Perpustakaan bukanlah tempat untuk berleha-leha, melainkan area untuk unjuk kerja dengan mengembangkan perpustakaan dengan lebih baik dari waktu ke waktu.
Upaya untuk menggugah kegemaran membaca para siswa mesti diupayakan secara kontinu. Misalnya, melalui berbagai lomba yang berkaitan dengan dunia literasi: lomba menulis dan membaca puisi, lomba cerpen, lomba membuat resensi buku, lomba membuat cerita anak, dan sebagainya.
Berbagai kegiatan seperti dicontohkan di atas akan mendorong para siswa lebih dekat lagi dengan perpustakaan, lebih mencintai buku. Ini adalah cara untuk mempromosikan perpustakaan di lingkungan sekolah sekaligus mewujudkan peran penting perpustakaan dalam rangka pencerdasan anak bangsa.
Duta Baca Sekolah
Ketika saya berkeliling untuk melihat perpustakaan sekolah, ada beberapa sekolah yang sudah memiliki siswa yang menjadi Duta Baca Sekolah.Â
Siswa yang dipilih ini bertugas untuk mengajak teman-teman mereka sesama siswa agar gemar membaca. Duta baca inilah yang dipilih dan ditetapkan oleh kepala sekolah untuk mendorong seluruh siswa sekolah agar kian rajin membaca buku.
Salah seorang siswa Duta Baca SD yang penulis temui mengaku senang mengemban tugasnya. Ia merasa kepercayaan yang diberikan kepala sekolah membuatnya merasa bangga sekaligus tertantang.
Bangga, disebutkan demikian, karena dipilih menjadi duta baca. Orang yang dipilih bukanlah sembarang siswa, melainkan dia yang memiliki kegemaran membaca yang tinggi dilihat dari sikap dan perilakunya di sekolah sehari-hari. Di samping itu, siswa tersebut juga anak yang berprestasi di sekolahnya.
Menjadi Duta Baca SD, tentu merasa tertantang. Mengapa tertantang? Di tengah serangan penggunaan gadget yang demikian masif, sang duta baca mesti mengajak teman-teman sekolahnya untuk membaca buku. Tentu saja ini tidak mudah. Tetapi, hal ini mesti dilakukannya demi peningkatan minat dan kebiasaan membaca para siswa di sekolah setempat.
Semoga kehadiran duta baca di setiap sekolah akan bisa membantu menumbuhkan kegemaran dan kebiasaan membaca seluruh siswa di sekolah.
Alangkah baiknya jika setiap kepala sekolah memilih siswa pada setiap kelas senior sebagai duta baca. Misalnya, untuk SD dipilih siswa kelas 5 dan 6 masing-masing memiliki 3 orang duta baca. Tidak hanya di jenjang SD, juga SMP dan SMA.
Tentu saja hal ini akan membantu sekolah dalam meningkatkan kegemaran membaca siswa, membawa anak-anak berprestasi dan mengharumkan nama sekolah.
(I Ketut Suweca, 23 April 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H