Banyak orang ingin menjadi pembicara di depan umum dengan kepercayaan diri yang mantap. Akan tetapi, banyak orang masih meragukan kemampuannya sendiri untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Ada yang sudah memiliki sejumlah pengalaman dan merasakan nikmatnya berbicara karena sudah berhasil menyampaikan ide-idenya tanpa keraguan.
Ada juga yang selalu dihantui rasa takut, jangan-jangan gagal. Bahkan ada juga yang mengalami demam panggung sehingga menghentikannya untuk mencoba lagi berbicara di depan khalayak.
Lalu, apa yang bisa dilakukan dan dipersiapkan agar berhasil menjadi pembicara yang baik? Apa yang mesti dilakukan agar mampu menjadi pembicara di depan umum dan menyampaikan semuanya dengan penuh percaya diri? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pertama, kuasai materi pembicaraan.
Penguasaan materi adalah persoalan yang paling mendasar. Mustahil orang bisa menyampaikan buah pikiran dengan baik apabila tidak menguasai materi yang hendak disampaikan. Orang yang tampil di depan publik, mesti benar-benar menguasai bahan yang akan disampaikannya.
Penguasaan materi merupakan hal mutlak. Ini menjadi salah satu aspek terpenting dari sejumlah persyaratan sebagai pembicara publik.
Menguasai materi bukan berarti menghafalkannya. Kalau hanya mengandalkan hafalan, bisa jadi akan gagal saat berbicara lantaran lupa. Seharusnya, materi itu benar-benar dipahami maknanya dengan baik dan menyatukannya ke dalam diri.
Jadi, setiap pembicara harus menguasai bahan dengan baik. Lakukan persiapan dengan baik dalam hal ini.
Kedua, berlatih dengan sungguh-sungguh.
Tidak ada orang yang dengan serta-merta mampu menjadi pembicara yang hebat, sekalipun dia seorang yang berbakat.
Pembicara-pembicara yang mampu mempengaruhi dan bahkan bisa memukau pendengar (audience) adalah mereka yang sudah melewati fase latihan demi latihan secara berkesinambungan.
Pada awalnya -- seperti dilakukan pada umumnya, mereka berlatih di rumah, di depan cermin. Mereka memantapkan ucapan dan gerak tubuhnya sedemikian rupa.
Kemudian, mereka mengambil kesempatan berbicara di kalangan yang terbatas. Misalnya dalam rembug keluarga, komunitas, atau kelas kecil. Setelah itu, mereka memberanikan diri untuk tampil di hadapan audience yang jumlahnya lebih banyak.
Pada setiap tahapan itu mereka mengalami proses belajar yang berkesinambungan. Dan, hasilnya pun semakin lama semakin baik.
Mereka memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuan diri dari waktu ke waktu. Dan, akhirnya mereka semakin menguasai teknik public speaking dengan lebih baik.
Ketiga, pastikan tempat dan peralatan.
Untuk berbicara di depan umum, mesti dipastikan tempatnya terlebih dahulu dan peralatan yang digunakan. Apakah, misalnya, diadakan di tempat terbuka atau di dalam ruangan. Apakah menggunakan peralatan elektronik seperti LCD, screen, dan sebagainya.
Dengan mengetahui peralatan yang disediakan, maka kita bisa menyiapkan segala sesuatunya, seperti power point. Hal ini penting diketahui sebelum berbicara agar bisa menggunakannya dengan baik dan hasilnya pun bisa lebih baik.
Jika tidak, dengan langsung berbicara tanpa menayangkan power point. Mungkin juga dibutuhkan sedikit cacatan kecil untuk membantu mengingat pokok-pokok materi yang dikemukakan.
Keempat, mengetahui latar belakang audience.
Memahami menjadi salah satu aspek yang penting untuk diketahui. Siapa audience Anda? Apa latar belakangnya? Perhatikan identitasnya. Apakah mereka terdiri dari para pengusaha, guru, dosen, petani, buruh?
Dengan mengetahui ini, komunikasi akan lebih mudah dibangun. Untuk hal itu, kita perlu mendapatkan informasi dari panitia.
Komunikasi bisa diawali dengan menanyakan profesi mereka melalui pendekatan yang bersifat personal terlebih dahulu. Boleh juga mendekati satu-dua audience untuk mengetahui siapa mereka, apa harapan mereka dan mengapa mereka ikut program ini.
Tunjukkan rasa hormat dan dengan pendekatan personal yang menempatkan para pendengar sebagai individu yang dihargai. Berbicaralah dengan beberapa dari mereka sebelum pembicaraan resmi dilakukan di depan audience. Dengan pendekatan seperti itu, kita akan memiliki sejumlah referensi tentang audience.
Bahkan, materi perkenalan dan obrolan singkat itu bisa dijadikan bahan selingan ketika kita berbicara di depan publik. Dengan begitu, akan merasa lebih dekat dengan kita jika sebelumnya kita awali dengan pendekatan yang baik.
Kelima, jangan lupa berdoa.
Sebelum naik panggung, jangan lupa berdoa terlebih dahulu. Mohonlah kepada Tuhan agar Anda berhasil dalam berbicara. Yakinlah Tuhan akan menyertai Anda dalam melaksanakan tugas ini.
Jangan lupa, lengkapi dengan melakukan afirmasi untuk penguatan dan peneguhan. Katakan dalam hati, "Aku bisa, aku mampu!" "Aku bisa tampil maksimal dan membuat khalayak tertarik dan mengambil manfaat dari apa yang kusampaikan."
Berdoa dan melakukan afirmasi banyak dilakukan oleh para pembicara kendati hanya di dalam hati. Meneguhkan kepercayaan diri sebelum berbicara. Menyuntikkan daya batin yang kuat sebagai bekal dalam berbicara.
Itulah lima hal yang perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pembicara yang baik. Kuasai materi, berlatih serius, dan mengetahui latar belakang pendengar. Mengetahui tempat dan peralatan yang dipakai juga sangat penting. Jangan lupa berdoa dan melakukan afirmasi untuk penguatan dan kemantapan hati.
(I Ketut Suweca, 7 April 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H