Ilustrasi membangun chemistry dengan rekan kerja ternyata penting.| Sumber: Shuttertock via Kompas.com
Kata atau istilah sinergitas mungkin sudah sering kita dengar. Kata yang tidak asing lagi, bahkan dalam praktik sudah terbukti memiliki power yang luar biasa dalam meraih tujuan organisasi.
Makhluk macam apakah sinergitas itu? Bagaimana membentuknya agar menjadi kekuatan yang dahsyat demi kemajuan organisasi?
Pengertian Sinergitas
Sinergitas berasal dari kata sinergi. Istilah lainnya dalam makna yang sama adalah  sinergisme dan sinergisitas.Â
Sinergi mengandung arti kombinasi unsur atau bagian yang dapat menghasilkan produk yang lebih baik atau lebih besar dibandingkan jika dikerjakan sendiri-sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinergi berarti kegiatan atau operasi gabungan.Â
Seorang ahli, Covey, menyebut sinergitas sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran yang lebih baik dan lebih besar daripada dikerjakan sendiri-sendiri.
Dalam konteks tim kerja, sinergitas berarti kemampuan bekerja sama dengan baik dan mampu menjaga keseimbangan dalam prosesnya sehingga akan menghasilkan sesuatu yang lebih maksimal.
Syarat Tebentuknya Sinergitas
Untuk membentuk sebuah tim yang bersinergi, maka ada sejumlah persyaratan yang diperlukan.
Persyaratan ini harus ada agar sinergitas benar-benar dapat diwujudkan dan hasilnya pun akan optimal. Apakah sajakah itu? Mari kita bahas satu demi satu berikut ini.
Pertama, adanya sumber daya organisasi.Â
Sinergitas tidak bisa dilakukan oleh satu orang, melainkan dengan dua atau lebih personil. Bisa puluhan, bahkan ratusan atau lebih personil sesuai kebutuhan.
Sinergitas dapat diwujudkan dalam sebuah organisasi dengan melibatkan seluruh anggota. Bisa juga dilakukan menurut bidang kerja yang sudah ada secara formal. Dapat pula dikembangkan dalam sebuah  tim khusus yang sengaja dibentuk untuk tujuan tertentu.
Mereka yang dilibatkan disesuaikan dengan kebutuhan. Personil-personil dari berbagai unsur dan keahlian inilah yang akan bersinergi untuk mencapai goal yang ditetapkan.
Di samping personil, sumber daya lain yang dibutuhkan mesti juga tersedia. Misalnya, sarana dan prasarana yang memadai serta seperangkat aturan yang bisa dipedomani. Â
Kedua, memiliki kemampuan bekerja sama.Â
Orang-orang yang dibentuk ke dalam tim adalah mereka yang siap untuk bekerja sama. Mereka harus mampu bekerja sama dengan baik satu sama lain. Tanpa kemampuan ini, maka sinergitas tidak akan pernah berhasil.
Jadi, dalam menentukan anggota tim yang akan dilibatkan hendaknya diperhitungkan kemampuan mereka dalam bekerja sama. Mesti dipastikan semua yang terlibat bisa bekerjasama dalam tim.
Pada kenyataannya, ada orang memiliki kecenderungan bekerja secara mandiri atau sendiri, tidak bisa dan tidak suka bekerja dalam tim. Oleh karena itu, mesti dipilih hanya mereka yang siap dan mampu bekerja sama.
Bekerja sama dalam hal apa? Apalagi kalau bukan dalam pencapaian tujuan yang digariskan. Mereka adalah orang-orang yang bisa saling mendengarkan, saling menghargai, saling mendukung dan menguatkan, serta memiliki semangat yang sama untuk mencapai tujuan.
Dan, setiap orang dari mereka -- dengan pemikiran dan keterampilan atau keahlian masing-masing, berkontribusi sebesar-besarnya bagi upaya pencapaian tujuan.
Ketiga, memahami apa yang menjadi tujuan.Â
Hal ini sangat penting dan mutlak perlu. Setiap anggota tidak boleh mengatakan tidak tahu apa tujuan yang hendak dicapai. Mereka harus paham dengan pasti, mau ke mana tim itu menuju.
Oleh karena itu, sejak awal pembentukannya, semua anggota harus memahami goal yang hendak dicapai, berikut tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya. Dan, setiap orang harus mengetahui dengan pasti tugasnya.
Kempat, memiliki motto yang relevan.Â
Dalam banyak organisasi, kita bisa melihat motto yang menjadi dasar penguat untuk bergerak dan melayani.
Motto ini merupakan ungkapan singkat namun padat, jelas, dan kuat. Ungkapan yang tersusun dari kata-kata terpilih yang memberi semangat kepada seluruh anggota tim.
Contohnya: Menyelesaikan masalah tanpa masalah. Bersama kita bisa! Selalu di depan dalam pelayanan. Untuk Anda kami ada. Sekali layar berkembang, surut kita berpantang. Kreatif, inovatif, loyal, dan berakhlak mulia.
Motto ini penting sekali dipahami dan dihayati oleh semua anggota tim. Dipahami dengan jelas arti atau maksudnya. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya benar-benar dijiwai atau diinternalisasi. Selanjutnya, diwujudkan dalam setiap langkah untuk mencapai tujuan.
Kelima, kepastian deadline atau batas waktu.Â
Deadline ini menjadi rambu-rambu kapan sebuah kegiatan harus diselesaikan. Dipastikan hari, tanggal, dan bulannya. Bahkan, terkadang sampai menyebut pukul berapa harus selesai.
Dengan demikian, tim dapat membuat strategi dan membagi waktu yang tersedia untuk menyelesaikan setiap tahapan tugas secara bersama-sama.
Deadline memberikan kepastian mengenai waktu terakhir suatu pekerjaan harus dituntaskan. Jika sampai melewati deadline, maka akan dianggap gagal atau kurang berhasil.
Jika diperlukan lantaran suatu kondisi tertentu yang menghambat atau karena kompleksnya persoalan, deadline terkadang digeser sehingga lebih ada waktu lagi bagi tim untuk bekerja. Tetapi, sepanjang dimungkinkan, hal ini tidak dilakukan.
Keenam, adanya pemimpin (leader).Â
Setiap tim dalam pelaksanaan tugasnya pasti ada pemimpin atau leader-nya. Dialah yang akan memimpin operasi. Dialah yang akan memberikan instruksi dalam proses eksekusi di lapangan.
Dan, sang pemimpinlah yang membangun semangat teamwork. Dia pula yang paling bertanggungjawab atas pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian tujuan sangat tergantung pada kemampuannya memimpin.
Demikianlah pentingnya sinergitas itu. Jika sinergitas bisa diwujudkan dengan baik, niscaya tujuan yang diimpikan akan segera menjadi kenyataan.
Pencapaian-pencapaian besar hanya dapat diraih jika ada sinergitas yang kuat di dalam tim.
(I Ketut Suweca, 5 Maret 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H