Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toko Buku Terakhir Itu pun Telah Tutup!

28 Februari 2022   20:38 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:55 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu kesempatan saya membaca tulisan seorang kawan lama. Ia dosen prodi Bahasa Indonesia di sebuah perguruan tinggi negeri di Bali dan banyak menulis artikel opini dan sastra. Artikelnya di media digital itu  mengulas tentang tutupnya sebuah toko buku terakhir di kota Singaraja, Buleleng, Bali.

Toko Buku Tutup

Deg. Saya merasa sedih. Toko tersebut adalah Toko Buku Togamas, satu-satunya tempat saya berburu buku di kota ini yang masih tersisa. Dan, setiap kali membeli buku  pasti pembeli akan mendapatkan diskon.

Namun, kini toko tersebut sudah tutup. Saya berpikir, ke mana saya harus mendapatkan buku bacaan terdekat? Saya mesti ke Denpasar (?) atau membelinya secara online. Atau, cukup dengan membaca e-book via internet.

Dulu, di kota kecil Singaraja ada sejumlah toko dan kios buku yang berkembang dengan baik. Saya selalu sempatkan singgah ke situ untuk sekadar melihat-lihat dan membaca, apakah ada buku-buku baru yang menarik. Sesekali membeli buku di sana.

Seingat saya ada beberapa toko dan kios buku. Paling tidak ada lima buah, yaitu dua kios dan tiga toko. Akan tetapi, satu demi satu toko dan kios itu tutup. Dan, yang menjadi harapan saya terakhir, Toko Buku Togamas pun tutup.

Toko buku ini sudah cukup lama buka di Singaraja, tapi pada akhirnya tutup juga. Dulu, TB Gramedia juga sempat buka beberapa lama di kota ini, kemudian memilih menutup usahanya.

Ada apa? Saya tidak tahu persis jawabannya. Saya tidak pernah menanyakan mengapa mereka memilih menutup toko dan kiosnya.

Tidak laku? Jika ya, mengapa tidak laku? Padahal, dari sisi kebutuhan akan buku, saya kira, sangatlah besar.

Ada dua kampus negeri yang besar dan empat kampus swasta di daerah ini. Para civitas-nya, saya yakini, membutuhkan bahan bacaan yang bisa mereka beli di toko buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun