Pertama, lebih mampu menerima keadaan. Kendati mengalami kesulitan, bukan berarti kita boleh berhenti bersyukur. Memang rada sulit mengucapkan syukur dalam keadaan didera kesulitan. Yang sering kita lakukan adalah doa-doa yang berisi permohonan.
Ada orang-orang yang pandai bersyukur. Apapun kejadian yang menimpa, mereka selalu bisa bersyukur. Misalnya, ketika ada anggota keluarganya kecelakaan dan terluka parah, keluarganya masih tetap bersyukur yang bersangkutan tidak sampai meninggal dunia.
Ketika kehilangan uang di dalam dompet, mereka masih tetap beryukur karena surat-surat penting tidak ikut hilang.
Dengan melakukan puja dan puji syukur, secara psikologis kita akan lebih mudah menerima kenyataan pahit yang ada di depan mata, apa pun itu. Bukan menolak atau memungkiri kenyataan yang terjadi.
Kedua, menyadari kebesaran Tuhan. Jika kita bersyukur, berarti kita mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan.
Menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki, maka manusia mempercayai bahwa Tuhan akan menuntun untuk menjadikannya lebih baik.
Kendati sedang mengalami kesulitan atau cobaan yang tak terperikan, manusia yang beriman tetap percaya bahwa Tuhan sedang membawanya pada keadaan yang lebih baik.
Kepada Tuhan, manusia meminta pengampunan sekaligus memohon tuntunan sehingga mampu keluar dari kesulitan dan sanggup menjalani semuanya dengan ketabahan hati.
Ketiga, lebih menyadari karunia Tuhan. Terkadang orang terlalu ambisius untuk mendapatkan ini-itu dalam kehidupan.
Banyak orang yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Selalu ingin lebih dan lebih lagi dari waktu ke waktu. Alhasil, pikiran hanya akan terpaut dan tersedot oleh apa yang diinginkan saja.