Kalau ada buku-buku klasik yang masih berpengaruh dan menjadi acuan hingga sekarang, salah satunya adalah buku karya Dr. Dale Carnegie. Saya 'menemukan' buku penulis yang satu ini di toko buku sudah sangat lama.
Kendati terbilang lawas, namun kandungan isinya tak lapuk oleh waktu. Materinya sangat bagus dan masih sangat relevan hingga saat ini.
Review Tiga Buku
Di samping buku-buku baru di bidang public speaking dan ilmu komunikasi terbaru, ketiga buku yang saya sampaikan di sini masih saya pakai sebagai referensi mengajar di kelas ilmu komunikasi.
Bagi pembaca yang mungkin belum menemukan buku ini sehingga belum pernah membacanya, barangkali artikel sederhana ini akan dapat membantu Anda untuk mengetahui isinya walaupun serba sedikit.
Bagaimana Cara Mencari Kawan?
Dr. Dale Carnegie dalam bukunya yang berjudul asli How to Win Friend and Influence People, mengemukakan sejumlah teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan sahabat sebanyak-banyaknya.
Dikatakan, jika Anda ingin mengumpulkan madu, jangan tendang sarangnya. Apa maknanya? Ya, orang pada umumnya tidak menyukai kritik. Sebaliknya, orang senang pujian dengan pujian yang tulus. Mengkritik diandaikan oleh Carnegie sebagai 'menendang sarang.'
Kritik, menurut Carnegie, adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, dan membangkitkan rasa benci.
Dan, jangan lupa, rasa benci yang ditimbulkan oleh kritik dapat menurunkan semangat kerja para pegawai, anggota keluarga, dan kawan-kawan, hal ini tetap tidak memperbaiki situasi yang sudah dikritik.
Dengan menyitir ungkapan Abraham Lincoln, Carnegie menulis, "Jangan menghakimi, maka Anda tidak dihakimi."
Dijelaskan, jika Anda dan saya hanya ingin menimbulkan rasa benci pada masa mendatang yang mungkin akan bertahan selama beberapa dasawarsa dan menetap sampai mati, cobalah menuruti keinginan memberikan kritik yang tajam -- betapa pun yakinnya kita bahwa kritik kita benar adanya.
Semua orang bisa mengkritik, mencerca, dan sejenisnya. Tetapi, ketika kita berhubungan dengan manusia, mari kita ingat bahwa kita tidak berhubungan dengan makhluk logis an sich. "Kita juga sedang berhubungan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka, dan dimotivasi oleh rasa bangga...," tegas Carnegie.
Namun, perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf. Mengutip Carlyle, Carnegie menulis, bahwa seseorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya dari caranya memperlakukan orang kecil.
Bagaimana Cara Memperluas Pengaruh?
Bagaimana cara memperluas pengaruh menurut Carnegie? Dalam buku yang bertajuk Memperluas Pengaruh dan Pandai Bicara, ia menjelaskan secara detail bagaimana pengaruh itu berkembang dan menular kepada orang lain.
Untuk memperluas pengaruh, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan kata-kata, dengan ucapan-ucapan. Pengaruh itu tidak datang begitu saja pada Anda tanpa Anda belajar bagaimana mempengaruhi orang lain dengan keahlian berbicara.
Dan, untuk berbicara dengan baik di depan umum atau berpidato, diperlukan tiga hal yang sangat penting, yaitu memiliki kebulatan tekad, menguasai pokok pembicaraan, dan mempunyai kepercayaan diri.
Tekad itu sangat penting, bahkan maha penting. "Jika saya bisa melihat isi hati Anda, dan bisa membaca pikiran-pikiran Anda, dan upaya mengetahui betapa dalam berakar keinginan Anda di sana, saya bisa memastikan betapa cepat-lambatnya Anda bisa mencapai kemajuan-kemajuan. Jika hasrat dan tekad hanya separuh-separuh, hasilnya pun akan separuh-separuh," jelas Carnegie.
Bagaimana dengan mengasyiki pokok pembicaraan? Ini harus diupayakan sampai Anda merasa bahwa materi yang akan Anda bawakan benar-benar merasuk ke dalam diri dan bermanfaat bagi pendengar Anda.
Dengan mengutip ucapan Pangeran Wellington, Carnegie menulis, "Jangan bicara sebelum Anda yakin bahwa ada sesuatu yang sungguh-sungguh patut Anda sampaikan. Dengan kata lain, Anda mesti 'dirasuki' dulu oleh 'roh' materi pidato itu, jiwa dan raga.
Anda tak boleh ragu dengan topik pidato Anda dan jadikan ia bagian dari diri Anda. Kuasai, selami, jiwai, dan pidatokan.
Selain itu, orang yang menjadi pembicara hendaklah memiliki kepercayaan diri. Ahli ilmu jiwa terkenal, Prof. William James, pernah menyampaikan bagaimana mengatasi rasa takut berbicara di depan umum sekaligus meningkatkan kepercayaan diri.
Ia menyarankan agar mengusahakan sikap berani dan menguatkan rasa percaya diri kendati hal itu belum Anda miliki sepenuhnya.
"Tampaknya, perbuatan menyusul perasaan. Akan tetapi, sesungguhnya perbuatan dan perasaan bersamaan kerjanya," ujar James.
"Oleh karena itu, Anda bisa mengatur perasaan Anda. Jika Anda tak bisa riang-gembira, gembira-gembirakanlah hati dan muka Anda. Jika Anda mau bersikap berani dan percaya diri, Anda harus bersikap seolah-olah Anda sudah berani dan sudah percaya diri. Perasaan berani ini akan mendesak rasa takut dan cemas Anda."
Nasihat tersebut sangat berfaedah ketika kita sedang dikungkung oleh rasa cemas dan takut berbicara di depan publik. Caranya adalah dengan membuat seakan-akan Anda sudah berani dan tabah, tidak takut lagi. Bernafaslah yang dalam dan enyahkan rasa takut Anda.
Adakah Cara Paling Tepat dan Mudah untuk Berbicara?
Masih berkaitan dengan public speaking, Carnegie menulis sebuah buku lagi dengan judul Cara yang Paling Tepat dan Mudah untuk Berbicara dan Berpidato. Topik buku ini mirip dengan buku yang nomor dua di atas, namun dikemukakan dengan cara yang berbeda.
Anjuran Carnegie di dalam buku ini antara lain adalah agar Anda mengambil kesempatan untuk melatih diri berbicara. Mengambil kesempatan untuk melatih diri membuat Anda terbiasa dan lambat-laun menjadi semakin baik.
Di samping berlatih di rumah secara kontinu, kemampuan berbicara di depan umum dapat diasah dengan cara bergabung dengan satu atau lebih komunitas atau organisasi.
Di dalam organisasi tersebut, Anda bisa berbicara dengan banyak orang dan melatih kemampuan berpidato setiap kali ada kesempatan. Ambil kesempatan berbicara apabila ada diskusi.
Sebenarnya kesempatan berbicara mudah diperoleh. Gabungkan diri ke dalam organisasi, bekerjalah untuk lembaga-lembaga sosial yang membutuhkan Anda untuk berbicara. Jangan duduk jauh di belakang saat rapat-rapat. Bicaralah!
Selamat memperkuat kemampuan mempengaruhi orang lain dengan kemampuan berbicara. Selamat menambah pertemanan. Selamat berpetualang di dunia komunikasi yang mengasyikkan sekaligus menantang.
(I Ketut Suweca, 6 Februari 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H