Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Memahami "Body Language" Pembicara dalam Presentasi Bisnis?

6 Desember 2021   04:31 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:50 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembicara | Sumber: Pexels/mentatdgt

Dalam sebuah acara presentasi bisnis, audiens tentu tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh pembicara. 

Audiens (audiences) juga "mendengar" apa yang "dikatakan" melalui bahasa tubuh (body language).

Bahasa tubuh juga menyampaikan pesan kepada audiens. Mamahami bahasa tubuh sama pentingnya dengan mendengarkan apa yang diucapkan pembicara.

Memahami Bahasa Tubuh?

Lalu, bagaimana Anda menganalisis dan memahami dengan benar apa yang disampaikan melalui bahasa tubuh? Bagaimana Anda mengetahui pesan sesungguhnya melalui bahasa tubuh?

Bahasa tubuh sebagai bahasa nonverbal banyak sekali ragamnya. Kendati pesan yang disampaikan tidak dalam bentuk ucapan, kita masih bisa menangkap maknanya. Makna yang tidak terucap itu tertangkap melalui gerakan tubuh dan eskpresi seseorang tatkala sedang berbicara.

Wujud rincinya bisa melalui kontak mata, senyuman, gerakan tangan, gerakan kepala, gerakan bahu, cara berdiri, dan lainnya. Mari kita bahas sedikit lebih detail.

Pertama, kontak mata

Kata orang, mata adalah jendela jiwa. Apa yang ada di dalam hati, terekspresikan oleh mata. Jiwa yang bersih dan lembut akan diekspresikan oleh mata. Sebaliknya, hati yang mengandung kemarahan atau kebencian, maka mata pun akan menunjukkannya dengan jelas.

Apa yang ada di dalam, begitulah yang tampak di luar. Itu dilakukan dengan jujur oleh mata. Jadi, mata tidak bisa bohong. Mata selalu jujur menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia.

Orang bisa saja berkata bohong, tetapi mata tidak akan bisa. Maka, ketika mulut berkata sesuatu, sedangkan mata "mengatakan" hal yang sebaliknya, maka ikutilah apa kata sang mata. Mata selalu jujur, tidak pernah bohong.

Selanjutnya, ketika mulut tak mampu berkata-kata, maka mata-lah yang mewakili mulut untuk menyampaikan pesan dari hati seseorang. Pernahkah Anda mengalaminya?

Kaitannya dengan berbicara saat presentasi, maka mata Anda juga akan menjadi perhatian audiens. Mereka tahu bahwa mata tidak pernah berbohong.

Memahami bahasa tubuh | Sumber: sedus.com. 
Memahami bahasa tubuh | Sumber: sedus.com. 

Dan, dengan menggunakan mata, Anda bisa melibatkan seluruh audiens ketika berbicara. Ahli public speaking mengingatkan agar kita tidak hanya fokus pada satu orang pada saat berbicara di dalam rapat atau berbicara di depan publik. Yang seharusnya dilakukan adalah, tebarkan pandangan Anda kepada seluruh audiens.

Menebarkan pandangan kepada semua audiens menyiratkan Anda sedang melibatkan semua yang hadir dalam pembicaraan. Anda mengatensi semuanya. Dan, hadirin pun merasa diperhatikan, diajak serta dalam pembicaraan.

Jadi, tebarkan pandangan Anda kepada seluruh peserta rapat. Lakukan kontak mata yang sejuk, bersahabat, dan menghargai audiens.

Kedua, senyuman

Adakah yang lebih afdal daripada senyuman yang keluar dari hati? Senyum Anda di depan publik saat presentasi dapat mendatangkan kenyamanan atau kesenangan bagi para peserta. 

Mereka merasakan vibrasi senyum itu, menangkapnya, dan tertular! Alhasil, presentasi Anda pun berhasil dan mendapatkan respons yang positif dari pendengar.

Jangan pelit dengan senyuman, karena senyuman bisa memuluskan pembicaraan. Bisa jadi orang akan mengiyakan apa yang Anda paparkan atau membeli apa yang Anda tawarkan. Senyuman itu memiliki daya sentuh yang besar, terkadang bahkan tak terduga hasilnya!

Oleh karena itu, alih-alih cemberut pada saat presentasi, sebaliknya tersenyumlah. Biarkan senyum Anda mengembang dari hati Anda. Jangan tahan senyum itu! Biarlah audiens melihat dan menikmati senyum Anda.

Ketiga, gerakan kepala

Anda pasti sudah paham maknanya kalau orang menggeleng-gelengkan kepala, bukan? Anda juga dapat menangkap maksud seseorang dari anggukan kepalanya. 

Dengan menggelengkan kepala, orang menyatakan penolakannya. Sedangkan, dengan anggukan, orang menyatakan persetujuannya.

Akan tetapi, jangan lupa, terkadang anggukan atau gelengan kepala tidak selalu mencerminkan isi hati atau isi pikiran seseorang. Benarkah?

Contohnya, ada orang yang menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak mau, tetapi sesungguhnya ia mau. Hanya, ia malu mengatakan 'ya' dengan cara menggeleng-gelengkan kepala, padahal dalam hatinya mau atau setuju. Anda pernah mengalami hal seperti itu?

Lalu, bagaimana memastikannya? Di samping melihat anggukan atau gelengan kepala, perhatikan juga matanya. Seperti saya tuliskan di atas, mata itu jujur, ekspresi dari hati, apa adanya. 

Oleh karena itu, jika Anda ingin mendapatkan keyakinan atas apa yang orang katakan, maka pandanglah matanya dan dapatkan pesan yang sesungguhnya.

Keempat, gerakan bahu

Gerakan bahu merupakan salah satu bentuk body language. Melalui gerakan bahu, kita bisa menebak pikiran dan kepercayaan diri seseorang. Pembicara yang terlatih dan profesional, biasanya bahunya tegak, badannya pun tegak.

Sebaliknya, pembicara yang diterpa oleh rasa tidak percaya diri atau keraguan pada diri sendiri, akan tampak dari bahunya yang turun dan kepalanya yang sering menunduk. Gerakan bahu mengekspresikan keadaan hati dan pikiran seseorang saat berbicara.

Kelima, cara berdiri

Bagaimana kita bisa menebak pikiran atau isi hati pembicara melalui caranya berdiri atau memposisikan diri saat berdiri?

Dalam acara yang sifatnya formal, biasanya pembicara berdiri di belakang podium yang sudah disiapkan. Agak sulit menebak keadaan pikiran dan suasana hati seseorang apabila ia "bersembunyi" di balik podium. Akan tetapi, untuk acara-acara yang bersifat formal-seremonial, berdiri di belakang podium tidak terelakkan karena sudah disediakan oleh panitia penyelenggara.

Lalu, bagaimana dengan berdiri sehingga sekujur tubuh pembicara tampak jelas oleh seluruh audiens? Perhatikan bagaimana cara berdirinya. Lemah atau tegak? Bagaimana dengan tangannya? Dibiarkan bebas atau dimasukkan ke dalam saku?

Pembicara yang baik tidak akan memasukkan tangan ke dalam saku celana, sebab hal itu menyiratkan kurangnya keyakinan diri. Atau, si pembicara sedang menyembunyikan rasa groginya.

Keenam, gerakan tangan

Gerakan tangan adalah bentuk bahasa tubuh yang biasa kita lihat. Artinya, kita sudah sering melihat, bahkan melakukannya ketika sedang berbicara. Pada dasarnya, gerakan tangan selaras dengan apa yang sedang diucapkan. Lebih sering bersifat otomatis.  

Dengan gerakan tangan, orang menunjukkan penolakan, persetujuan, penghargaan, dan penyampaian pujiannya kepada orang lain. Setiap gerakan tangan mengandung pesan tersendiri.

Misalnya, jika seorang pembicara ingin menyampaikan penolakan, ia akan menggerak-gerakan tangannya sedemikian rupa dengan telapak tangan menghadap ke depan.

Kalau hendak memuji seseorang, dia bisa menunjukkan pujiannya dengan mengacungkan satu atau kedua jempolnya. Mungkin disertai dengan kata-kata, "Keren, keren!"

Itulah 6 macam bahasa tubuh (body language) yang menjadi amunisi bagi pembicara, sekaligus menjadi bekal bagi siapa pun yang hendak menganalisis dan memahami apa yang disampaikan pembicara, lebih dari sekadar apa yang diucapkannya.

(I Ketut Suweca, 6 Desember 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun