Salah satu contohnya adalah kompasianival yang sekarang sedang kita songsong. Menjadi pemenang dalam event tersebut memberikan rasa bangga.
Dan, lihatlah juga, ada K-Reward sebagai wujud rasa rasa terima kasih -- walaupun dalam jumlah relatif kecil, dari pengelola kepada penulis atas kontribusinya.
Yah, bicara soal K Reward, saya sudah mendapatkannya beberapa kali.  Toh hal yang paling utama adalah adanya tempat saya menulis, menuangkan pemikiran, pengalaman, unek-unek yang berkelindan di dalam benak. Inilah yang paling saya syukuri.
Saya merasa kompasiana lebih sebagai wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sementara itu, rejeki bisa dicari dan didapatkan dari tempat lain. Di sini saya berbagi, di tempat lain saya mengais rejeki.
Alasan untuk Bangun Pagi
Hingga saat ini saya tetap merasa betah menulis di kompasiana. Menulis di kompasiana menjadi alasan mengapa saya bangun pagi-pagi. Karena dorongan menulis di platform inilah, saya bangun sekitar pukul 04.30, membasuh muka, dan mulai menulis.
Saya memanfaatkan sebagian waktu di pagi hari dengan menulis sebelum berangkat ke kantor dan dilanjutkan dengan mengajar pada sore harinya kalau ada perkuliahan. Saya sungguh menikmati aktivitas menulis di kompasiana.
Kendati tidak selalu bisa menulis setiap hari satu artikel, yang penting bagi saya adalah komitmen dan kontinuitas. Artinya, tetap menulis, tidak berhenti menulis, dan terus menulis.
Saya tidak termasuk orang yang speed-nya tinggi, yang paling utama adalah tetap menulis. Biarlah saya pakai jurus penyanyi Via Vallen saja: karena kuselow, tetap selow...
Dorongan Belajar
Dengan terus menulis, apa yang terpacu di dalam diri saya? Tiada lain adalah dorongan untuk belajar. Ya, belajar dari berbagai sumber. Tidak hanya membaca, juga mendengar, juga memperhatikan sekeliling, dan seterusnya.