Kelima, saya belajar dari kompasianer. Kalau ada ruang belajar yang bebas dan terbuka, ya, kompasiana-lah tempatnya. Entah sudah berapa artikel para kompasianer yang saya baca, saya serap pengetahuan itu sebisanya.
Lalu, keenam, saya sudah berani mengatakan kepada siapa pun bahwa saya adalah penulis di kompasiana, sebuah blog milik Kompas group! Saya katakan itu dengan rasa bangga!
Penumpang dan Anak Kos
Jika kompasiana adalah kereta, maka saya adalah penumpangnya. Kalau kompasiana adalah sebuah rumah kos, saya adalah anak kosnya.
Sebagai penumpang, saya ingin menjadi penumpang yang baik. Bukan penumpang yang bikin gaduh di dalam gerbong.
Sebagai anak kos, saya memilih menjadi anak kos yang menjaga hubungan baik dengan ibu-bapak kos dan berusaha membuat lingkungan tempat kos terasa nyaman.
Menyadari posisi diri sebagai penumpang kereta atau anak kos, saya memilih sikap yang adem saja, emoh meledak-ledak, apalagi protes keras sana-sini.Â
Kalau, misalnya, saya nggak puas dengan ketentuan atau kebijakan di kompasiana, saya memilih memberikan masukan secara santun saja. Kalau masih juga tidak puas, saya bisa keluar dengan segera dan tidak lagi menulis.
Banyak Kemajuan dan Manfaat
Selama ini, saya merasa kompasiana baik-baik saja, bahkan kemajuan yang dicapai cukup pesat. Lihatlah, misalnya, ada sejumlah fitur baru yang memberikan wadah yang lebih leluasa bagi para penulis untuk berkreasi.
Ada juga sejumlah event menarik dan menantang yang digelar yang bisa diikuti oleh para kompasianer. Event itu menyediakan penghargaan, bisa berupa uang dan piagam penghargaan.Â