Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Suatu Hari di Rumah Gemuk, Tempat Wisata yang Asyik di Bali

21 September 2021   07:06 Diperbarui: 21 September 2021   10:24 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Gemuk asyik untuk ajang berfoto (Sumber:dok.pribadi).

Pukul 09.50 Wita kami sudah sampai di lokasi. Suasana alam yang asri dan hijau seperti tersenyum menyambut kehadiran kami.

Sebuah papan berwarna hijau di pinggir jalan utama bertuliskan Rumah Gemuk. Dari situ kami masuk menelusuri jalan beraspal kecil tapi masih bisa dilalui mobil sepanjang tidak lebih dari 500 meter.

Rumah Kaca

Kendaraan kami lalu memasuki halaman parkir yang luas dan asri. Di situ terdapat berbagai tanaman yang ditata dengan sangat apik, menghiasi tembok yang tidak begitu tinggi. Tampak seorang pegawai stand by di dekat pintu masuk.

Kepadanya saya bertanya, pukul berapa mulai buka. "Sebentar lagi, Pak tepat pukul 10.00," jawabnya. Kami pun menunggu beberapa menit di halaman parkir sambil mengambil beberapa jepretan foto.

Menunggu biasanya menjemukan, tapi kali ini tidak. Kami boleh mengambil foto di halaman parkir dan sekitarnya sekehendak hati. Tanaman yang beraneka ragam membuat kami betah mengambil gambar.

Perut Rumah Gemuk (Sumber: dok.pribadi).
Perut Rumah Gemuk (Sumber: dok.pribadi).

Rumah Gemuk ini merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang lumayan dikenal. Letaknya di kawasan Bedugul, Kecamatan Baturiti, Kab. Tabanan, Bali. Kira-kira satu kilometer sebelah utara danau Beratan, Bedugul. 

Dari bandara I Gusti Ngurah Rai, sekitar 2 jam perjalanan ke arah utara untuk tiba di sini.

"Sudah siap, Pak. Silakan," kata karyawan yang bertugas menerima tamu. Karena datang bertiga, kami pun memesan tiga tiket, termasuk paket makanannya.

Setiap paket bernilai Rp.100.000, jumlah minimal yang mesti kami keluarkan per orang. Jadi, kami harus membayar Rp.300.000 untuk tiga orang.

Setelah membayar tiket dan pesanan makanan, kami dipersilakan masuk melalui sebuah pintu kayu.

Begitu pintu dibuka, kami melihat sebuah areal yang luas dan hijau. Melihat penataan tempatnya, rupanya tempat ini disediakan khusus untuk pesta pernikahan (wedding party).

Untuk beberapa saat kami duduk-duduk di kursi kayu di situ sambil mengambil beberapa foto sebelum kemudian beranjak naik menelusuri jalan beton untuk tiba di 'perut' Rumah Gemuk.

Rumah Gemuk berlantai dua. Tetapi, lantai pertama dan lantai keduanya tanpa sekat. Rumah ini bertembok kaca hampir seluruhnya, termasuk atapnya. Kaca yang jendela-jendelanya yang lebar yang bisa dibuka sehingga udara bebas keluar-masuk.

Kami memilih lantai satu, tempat puluhan jenis tanaman hias yang terawat dengan sangat baik. Karpet rumput berwarna hijau menjadi lantainya. Di atas karpet itu, di beberapa sudut, tersedia karpet kain ukuran sedang tempat pengunjung duduk-duduk santai.

Seorang karyawan menghampiri kami dengan selembar kertas di tangannya. Ia meminta tiket dan memberi tahu kami jenis makanan pilihan yang tertera pada selembar kertas yang yang berisi daftar menu. Kami tinggal memilih makanan apa yang kami bertiga sukai sesuai dengan jumlah uang yang kami setor sebelumnya.

"Kalau mau menambah pesanan, silakan Pak, nanti tambahannya langsung bisa dibayar di kasir sebelah," ujar karyawan tersebut.  

Pemesanan makanan dan minuman usai, kami pun beraksi dengan kembali berfoto ria. Tanpa kamera khusus, kami manfaatkan kamera foto handphone saja.

Rumah Gemuk menjadi begitu indah karena berbagai tanaman hias yang ada di dalamnya yang ditata dengan sangat apik.

Saya tidak tahu pasti apa saja jenis tanaman itu. Tapi, yang saya tahu hanya tanaman hias lavender, berbagai jenis tanaman hias jenis lely dan jenis keladi hias, anggrek, dan teratai. Lantainya ditutupi karpet bermotif rumput hijau yang lembut.

Oh ya, hampir lupa menyampaikan, waktu yang disediakan tidak boleh lebih dari dua jam di sana. Itu sudah dipaketkan. Mengingat banyak pengunnjung yang susul-menyusul datang ke tempat ini, maka setiap tamu hanya boleh di situ selama dua jam.

Waktu terasa demikian cepat berlalu. Menyantap makanan pesanan, berfoto, bercanda, melihat-lihat keindahan berbagai jenis tanaman hias, membuat kami merasa betah di situ.

Pemandangan danau  dilihat dari Rumah Gemuk (Sumber: dok.pribadi).
Pemandangan danau  dilihat dari Rumah Gemuk (Sumber: dok.pribadi).

Kami pun sempat naik ke lantai dua untuk mengambil beberapa foto lagi. Pemandangannya yang indah di tempat itu amat sayang kalau tidak diabadikan. Apalagi, dari rumah kaca ini kami dapat melihat pemandangan danau Beratan dari ketinggian dengan pegunungan hijau yang mengitarinya.

Ke Pinggir Danau Beratan

Tepat pukul 12.00 kami beranjak meninggalkan Rumah Gemuk. Kendaraan kami kembali menyusuri jalan kecil yang sudah kami lalui tadi untuk tiba di jalan utama. 

Ke mana target selanjutnya? Kalau tadi kami melihat danau Beratan dari ketinggian dan kejauhan, kali ini kami mau lebih dekat lagi ke danau. Ke pinggir danau!

Ya, kami mendekat ke danau Batur. Kami pun memarkir mobil di tempat parkir yang sudah disediakan, tepat di depan villa Pon Danu Cabins by The Lake. Lalu kami masuk ke areal villa yang asri tersebut. Untuk masuk ke tempat tersebut, pengunjung mesti mengeluarkan uang untuk tiket sebesar Rp. 25.000 per orang.

Jembatan kayu di  tepi danau Beratan, Bedugul (Sumber:dok.pribadi).
Jembatan kayu di  tepi danau Beratan, Bedugul (Sumber:dok.pribadi).

Kami ke situ bukan untuk menginap, melainkan untuk sekadar jalan-jalan menyusuri jembatan kayu setinggi  1,5 meter di atas tanah yang memanjang hingga ke pinggir danau sambil melihat pemandangan nan eksotik di sekitarnya.

Di samping tersedia beberapa penginapan, tersedia pula rumah kecil untuk berkemah. Agak berbeda dengan tenda berkemah pada umumnya, rumah kemah yang disediakan di sini terbilang luks, dengan rate hampir satu juta rupih per hari. Terletak tepat di pinggir danau.

Rumah tenda untuk berkemah (Sumber:dok.pribadi).
Rumah tenda untuk berkemah (Sumber:dok.pribadi).

Udara bersih, sejuk, dan segar siang itu sama sekali tidak membuat kami merasa lelah. Asyik sekali rasanya menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan seperti ini. Apalagi ditata oleh sang pemilik penginapan dengan begitu asri.

Sekitar 1 jam lamanya kami di situ. Sempat ber-say hello dan berfoto dengan karyawan setempat di depan sejumlah sepeda motor jenis Vespa yang dipajang di kiri-kanan pintu masuk.

"Ada grup Vespa sedang singgah ke sini ya Pak?" tanya saya kepada salah seorang karyawan.

"Oh, tidak Pak, ini koleksi saja. Kebetulan pemilik villa ini penyuka Vespa. Ia punya puluhan vespa lagi di rumahnya," jelas karyawan tersebut.

Kami pun akhirnya pamit pulang.

( I Ketut Suweca, 21 September 2021).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun