Menghitung Manfaat
Jika ditelusuri lebih jauh, terdapat beberapa manfaat yang bisa kita petik dengan berlatih menderita seperti ini.
Pertama, mempersiapkan diri apabila penderitaan hidup itu benar-benar datang menghampiri. Karena sesekali sudah berlatih menderita, kita akan menjadi lebih siap menghadapinya, lebih tangguh. Sama seperti pasukan tentara yang, karena sudah sering berlatih, jadi siap jika suatu waktu harus  berperang.
Kedua, bisa merasakan kehidupan orang-orang susah. Tidak cukup hanya merasa prihatin terhadap kehidupan mereka, melainkan sekali waktu kita merasakan penderitaan seperti mereka kendati kita buat dengan sengaja. Dengan begitu, berharap kita bisa menyelami kehidupan mereka sekaligus berempati terhadap mereka.
Ketiga, lebih menghargai kehidupan yang kita jalani. Kalau, misalnya, kita terbiasa makan serba enak, maka dengan makan sedikit dan sederhana dalam beberapa hari, kita akan bersyukur bisa makan enak selama ini.
Kalau kita terbiasa dengan pakaian yang berkualitas bagus dan berharga mahal, dengan sesekali berpakaian lama dan lusuh dalam beberapa hari, kita akan bisa mensyukuri dan menghargai pakaian bagus yang sering kita kenakan.
Tanpa menyelami hal yang lebih menderita atau lebih susah, kita tak akan kesulitan menghargai apa yang kita miliki, apa yang kita jalani. Hidup dalam penderitaan, kendati dalam sesaat, membuat kita menjadi manusia yang kian mengerti betapa besarnya karunia Tuhan kepada kita.
Alih-alih mengeluh, kita akan memilih menerima apa yang ada, rendah hati, dan hidup dalam rasa syukur yang tiada akhir.
Anda atau anak-anak Anda siap untuk mencoba sesekali menjalani kehidupan dengan menurunkan semua standar hidup kendati hanya untuk beberapa hari?
Filsuf Seneca dalam Letters pernah menulis,"Jika kamu ingin seseorang tak goyah saat krisis menghantam, maka latihlah ia sebelum krisis itu datang."
( I Ketut Suweca, 9 Agustus 2021).