Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mendekatkan Perpustakaan dengan Masyarakat, Apa yang Bisa Dilakukan?

6 Agustus 2021   12:21 Diperbarui: 7 Agustus 2021   18:02 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perpustakaan. Foto: UNSPLASH/PICKAWOOD via Kompas.com

Kita tentu ingin sekali agar buku dan perpustakaan kian dekat dengan masyarakat. 

Masyarakat menjadi akrab dengan buku. Buku-buku itu mudah diakses oleh masyarakat. 

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang gemar membaca adalah impian yang mesti diwujudkan.

Tantangan di Lapangan

Akan tetapi, melihat fakta di lapangan, ternyata masih banyak hal yang mesti dibenahi. Banyak tantangan yang dihadapi. Mulai dari sumber daya manusia pengelola perpustakaan, manajemen perpustakaan, koleksi buku, pelayanannya, dan beberapa lagi yang lainnya.

Penulis perhatikan, semangat untuk mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat pembaca sudah dilakukan. Semangat ini sudah ada dan berkembang di berbagai tempat; sebuah perkembangan yang patut disyukuri, tentu saja. Dibarengi pula dengan dukungan dari Pemerintah dan berbagai pihak lainnya.

Bantuan Pemerintah

Banyak sekali program kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk hal yang satu ini. Perpustakaan Nasional RI, misalnya, sudah banyak bergerak memberikan bantuan untuk perputakaan desa yang tumbuh dan berkembang hingga ke pelosok-pelosok.

Jika perpustakaan desa dilihat mempunyai niat dan semangat besar untuk mengembangkan perpustakaan di desa, maka Perpusnas RI pun tidak segan-segan membantu.

Bantuannya bisa berupa koleksi buku, komputer, rak buku, dan lainnya. Belum lagi pengayaan pengetahuan sumberdaya pengelola perpustakaan yang banyak dilakukan secara online belakangan ini.

Demikian juga perpustakaan di tingkat provinsi dan kabupaten kota yang tidak pernah surut berkontribusi bagi kemajuan perpustakaan di daerah setempat.

Pelayanan yang lebih baik, koleksi buku yang semakin lengkap dan variatif, serta pelatihan peningkatan sumber daya manusia  pengelola perpustakaan tak henti-hentinya diupayakan.

 Mendekatkan buku dengan pembacanya (Sumber gambar: ujidesign.com/Takumi Ota)
 Mendekatkan buku dengan pembacanya (Sumber gambar: ujidesign.com/Takumi Ota)

Geliat Perpustakaan Sekolah

Lantas, bagaimana dengan geliat perpustakaan sekolah? Kalau dicermati lebih jauh, banyak perpustakaan sekolah yang sudah relatif maju, terutama di tingkat SMP dan SMA. Disadari bahwa keberadaan perpustakaan sekolah sangat diperlukan sehingga mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.

Pengadaan buku-buku melalui dana BOS terus dilakukan secara bertahap. Pimpinan sekolah rupanya semakin menyadari betapa pentingnya perpustakaan bagi peningkatan pengetahuan warga sekolah.

Perpustakaan di tingkat SMP dan SMA dan sederajat, tampak sudah cukup bagus kendati perlu lebih diintesifkan lagi pengelolaannya sesuai dengan perkembangan zaman.

Yang masih memerlukan penguatan adalah perpustakaan SD. Banyak keterbatasan yang ada di tingkat SD. Misalnya ruang perpustakaan yang tidak ada sehingga memanfaatkan sebagian dari ruang lain yang pada awalnya tidak diperuntukkan bagi perpustakaan. 

Belum lagi jika melihat tidak ada atau sangat terbatasnya tenaga pengelola perpustakaan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Koleksi buku pun rata-rata sangat minim.

Perpustakaan Desa dan Kiprahnya

Di samping perpustakaan sekolah, kita tengok pula perpustakaan desa. Ada sejumlah desa yang sudah ngeh dengan pentingnya perpustakaan bagi pencerdasan masyarakat desa setempat.

Telah tumbuh dengan suburnya sejumlah perpustakaan desa yang dikelola dengan baik sehingga sangat bermanfaat bagi masyakarat sekitarnya.

Di Bali, misalnya, penulis melihat ada sejumlah perpustakaan yang dikelola dengan baik dan serius kendati dengan sarana dan prasarananya masih terbatas. Perpustakaan Bu Made (Buku Masuk Desa), Perpustakaan Pelangi, Perpustakaan Pengulon, Perpustakaan Indra Taksu, hanyalah beberapa contoh perpustakaan desa di Bali yang dikelola dengan baik.  

Para pengelola perpustakaan setempat tidak hanya pasif menunggu kedatangan pengunjung. Mereka aktif mengunjungi para pembaca hingga ke pelosok-pelosok dengan mobil atau sepeda motor roda empat.

Seorang petugas perpustakaan yang penulis temui, misalnya, mengaku selalu aktif mendekatkan buku dengan pembaca dengan menggunakan sepeda motor. 

Ia mengatakan, jika ada rapat-rapat di desa, dia akan menyediakan buku sehingga masyarakat yang hadir rapat bisa membaca sebelum dan usai rapat.

Ada juga yang dengan kendaraan sepeda motor roda empat membawa buku-buku untuk mengunjungi sekolah-sekolah di desa tersebut, khususnya ke SD. Dilakukan pula jalinan kerjasama antara perpustakaan desa dengan SD-SD setempat.

Setiap kali petugas perpustakaan datang berkunjung dengan buku-buku cerita dan buku pengetahuan lainnya, anak-anak akan berebutan membaca. Anak-anak itu merasa senang sekali. Dahaganya untuk membaca buku bisa terobati.

Petugas perpustakaaan di desa yang aktif bergerak seperti ini sungguh membuat kita salut dan terharu. Dengan honor yang sangat minim, mereka bersedia melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat demi mendekatkan buku-buku kepada masyarakat pembaca sekaligus untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat. Pengabdian yang patut diapresiasi.

Memanfaatkan Kemajuan Teknologi

Satu lompatan yang penting yang mesti dilakukan di sekolah-sekolah dan di desa adalah bagaimana memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pembaca mengakses buku-buku. 

Dengan memanfaatkan teknologi akan bisa diciptakan e-library atau perpustakaan digital. Para pembaca tidak lagi harus datang ke perpustakaan. Cukup membaca e-book dari smartphone atau komputer dari rumah atau tempat lain sepanjang ada koneksi internet.

Sudah beberapa sekolah mulai melakukannya, tetapi masih sangat banyak yang belum. Berharap hal ini bisa dilakukan secara bertahap dan akhirnya bisa merata di seluruh tanah air. Dengan demikian, niscaya upaya mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat dapat direalisasikan dan budaya gemar membaca pun bisa ditingkatkan.

Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan-perpustakaan yang ada di tingkat provisi, kabupaten dan kota, serta perpustakaan sekolah dan desa seyogianya terus bersinergi untuk mewujudkan Indonesia yang cerdas, sejahtera, dan maju melalui buku.

( I Ketut Suweca, 6 Agustus 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun